TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengklaim Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden pada 2019 mendatang menjadi pemilu paling rumit di dunia. Sebab, Pilpres dan Pileg untuk pertama kalinya akan digelar secara bersamaan.
“Kalau kita lihat di Indonesia ini, di dunia ini tahun yang akan datang, tahun 2019, di mana Pileg bersamaan dengan Pilpres disatukan itu adalah pemilu yang terumit di dunia ini," kata pria yang akrab disapa JK itu di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur pada Selasa, 23 Januari 2018.
Baca juga: KPU Hentikan Sementara Proses Verifikasi Faktual 4 Parpol Baru
JK menjelaskan, salah satu penyebab rumitnya Pemilu 2019 adalah semakin banyaknya partai yang maju dalam pesta politik tersebut. Mantan wakil presiden RI ke-10 itu memprediksi jumlah partai peserta Pemilu 2019 melebihi jumlah partai yang maju pada Pemilu 2014. Sebanyak 12 partai ikut serta dalam Pemilu 2014.
“Kenapa saya katakan terumit? Karena sistemnya. Katakanlah mungkin tahun depan 12 partai lebih," kata Kalla.
Meski rumit, JK menekankan yang terpenting adalah Pemilu 2019 berjalan lancar dan aman. JK mengatakan, sejak pemilu untuk pertama kalinya pada era Soekarno, pemilu di Indonesia kerap berjalan dengan demokratis. Hal itu dibuktikan tidak adanya konflik sosial yang menimbulkan korban sejak pemilu pada 1955. JK memang tak menampik ada beberapa gejolak sosial yang terjadi akibat pemilu di Indonesia. Namun, menurut JK, hal itu wajar sebagai bagian dari dinamika berpolitik.
Baca juga: Ketua KPU: Pemilu Harus Halal Mulai dari Penyelenggara
JK juga membandingkan Indonesia dengan beberapa negara yang kerap menghadapi konflik jelang pemilu. Dia menyebut bahwa kondisi di Indonesia masih terbilang aman dibandingkan negara-negara demokrasi lainnya, seperti Filipina dan Pakistan.
"Di Filipina, kalau tidak meninggal 20, 30, sampai 50 orang, bukan pemilu namanya. Begitu juga di Pakistan selalu timbul konflik, di India juga timbul konflik," kata JK.