TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago memprediksi isu-isu kebangsaan dan kenegaraan akan bergeser menjadi isu-isu umat dalam pemilu presiden 2019. Isu-isu umat tersebut, kata Pangi, bakal menyerang Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai calon inkumben.
Jokowi, yang selama ini dianggap sebagai tokoh nasionalis-sekuler, dinilai lawan politiknya memiliki jarak dengan agama dalam kehidupan berbangsa. “Walaupun belakangan Jokowi kerap merangkul ulama dan datang ke pengajian, kesan Jokowi yang dianggap jauh dari agama itu belum akan hilang,” ujar Pangi saat dihubungi Tempo pada Ahad, 24 Desember 2017.
Baca: Di Survei PolMark, Duet Jokowi-Budi Gunawan Paling Unggul
Kondisi itu, Pangi menambahkan, membuat calon wakil presiden yang digandeng Jokowi sangat menentukan. Dia memprediksi Jokowi akan memilih calon wakil presiden dari luar Jawa dan memiliki ceruk pemilih berbeda. “Kalau Jokowi nasionalis-sekuler, wakilnya harus nasionalis-religius,” ucapnya.
Sebelumnya, dalam survei terbaru lembaga konsultan politik, PolMark Indonesia, yang dirilis pada 18 Desember 2017, menyebutkan elektabilitas Jokowi untuk pilpres 2019 masih lebih unggul dibanding Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Jokowi memiliki tingkat elektabilitas 41 persen, sedangkan Prabowo 15,9 persen. Angka undecided voters atau responden yang belum menentukan pilihan 35,7 persen.
Simak: Jadi Cawapres Favorit Jokowi, AHY: Saya Tak Pikirkan Survei
Menurut Pangi, hasil survei tersebut belum menunjukkan posisi aman untuk Jokowi dalam pilpres 2019. Undecided voters 35,7 persen, kata dia, berpeluang bisa direbut Prabowo jika tidak berhasil diambil hatinya oleh Jokowi. “Jika ingin memenangi pilpres, Jokowi harus bekerja lebih keras dan lebih peka melihat serta memanajemen isu. Selain itu, harus lebih merangkul ulama dan tokoh-tokoh agama,” tuturnya.