INFO NASIONAL – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo mengatakan, dana desa Rp 60 triliun pada 2017 berhasil terserap 98,47 persen. Ini kembali meningkat dari tahun sebelumnya yang terserap 97 persen dari Rp 46,98 triliun.
"Pada 2015, presiden memberikan dana desa sebesar Rp 20,67 triliun dan hanya mampu terserap 82 persen. Pada 2016 meningkat, terserap 97 persen lebih. Kemudian, tahun lalu walau sistemnya diperketat Kementerian Keuangan, bisa naik menjadi 98,47 persen," ujarnya saat menjadi keynote speaker pada Gathering 15 Tahun Proven Force Indonesia (PFI), di Balai Kartini, Jakarta, Kamis, 11 Januari 2018.
Baca Juga:
Ia mengatakan, penyerapan yang belum mencapai seratus persen tersebut disebabkan belum cairnya dana desa di Kabupaten Merauke dan Ambon. Pasalnya, laporan dana desa tahap I di dua kabupaten tersebut belum memenuhi 90 persen, sehingga dana desa tahap II tidak bisa disalurkan.
"Karena kan sekarang diperketat Kementerian Keuangan. Kalau laporan tahap I-nya belum selesai, enggak bisa diturunkan dana desa tahap ke II-nya. Di Merauke dan Ambon belum 90 persen, makanya nggak cair," ucapnya.
Ia melanjutkan, jumlah anggaran dana desa pada 2018 masih sama seperti tahun sebelumnya, yakni Rp 60 triliun. Bedanya, jika formula jumlah dana desa tahun lalu menggunakan rumus 90:10, yakni 90 persen dibagi rata ke semua desa dan 10 persen lebihnya dibagi berdasarkan kondisi desa.
Baca Juga:
Maka pada 2018, formula yang digunakan adalah 80:20 yakni 80 persen dibagi rata ke semua desa dan 20 persen lebihnya dibagikan sesuai dengan kondisi desa. Selain itu, jumlah desa tahun ini juga bertambah dari tahun lalu, dari 74.910 desa menjadi 74.954 desa.
"Jadi, nanti di desa yang sangat tertinggal, yang tahun lalu bisa dapat (dana desa) hingga Rp 1,5 miliar, sekarang bisa dapat hingga Rp 2,5 miliar," katanya.
Eko menambahkan, dana desa tahun ini juga memiliki program cash for work. Program tersebut memanfaatkan 30 persen dana desa untuk membayar upah kerja proyek dana desa, yang mana pekerja dari proyek dana desa tersebut adalah warga desa setempat.
"Dengan program ini kita bisa menciptakan lima juta job (pekerjaan)," tuturnya.
Ia mengatakan, dana desa yang telah berjalan dalam tiga tahun terakhir mampu menyumbangkan penurunan angka stunting di Indonesia hingga 10 persen, yakni dari 37 persen menjadi 27 persen. Menurut dia, penurunan angka stunting sangat penting mengingat kebutuhan peningkatan kualitas angkatan kerja sangat dibutuhkan.
"Berdasarkan hasil penelitian Universitas Gajah Mada, pada 2016 kita berhasil mengangkat sebanyak 10 ribu desa tertinggal. Berdasarkan Rencana Program Jangka Menengah Nasional (RPJMN), kita dituntut untuk mengangkat 5.000 desa tertinggal menjadi berkembang. Artinya, target sudah terlewati. Kita harapkan akan lebih banyak lagi desa tertinggal yang terangkat," ujarnya. (*)