TEMPO.CO, Samarinda - Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Muda menyesalkan sikap otoritas Hongkong yang menolak kehadiran Ustad Abdul Somad pada Sabtu, 23 Desember 2017 dengan alasan tidak jelas. Padahal menurut dia, Somad adalah sosok yang ramah dan cinta damai.
"Kami sangat prihatin terhadap penolakan yang menimpa Ustad Somad oleh otoritas Hongkong pada Sabtu lalu," kata Ketua Presidium ICMI Muda Pusat Ahmad Zakiyuddin melalui keterangannya pada Senin, 25 Desember 2017.
Baca: Ustad Somad Ditolak Hong Kong, Pengacara: Jawaban Kemlu Normatif
Menurut dia, Ustad Somad merupakan tokoh umat Islam yang ramah dan damai, bukan sosok radikal yang patut ditakuti oleh negara manapun. Zakiyuddin pun menilai persekusi terhadap Ustad Somad di Hongkong tersebut dinilai sangat mencederai kaum muslim yang berjuang untuk perdamaian.
"Penolakan tersebut merupakan penghinaan bagi kaum Muslimin Indonesia karena Somad adalah tokoh panutan yang dihormati," ujarnya.
Baca: Kemlu Diminta Klarifikasi Soal Penolakan Abdul Somad di Hong Kong
Untuk itu, kata Zakiyuddin, ICMI Muda menyatakan empat sikap atas peristiwa tersebut. Pertama, memprotes terhadap persekusi Ustad Somad yang dilakukan otoritas Hongkong. Kedua, meminta pemerintah tidak diam menyikapi persekusi tokoh agama oleh otoritas Hongkong. Semua pihak yang berkepentingan memiliki tanggung jawab menjelaskan kepada rakyat tentang apa yang dialami ustaz.
"Begitu pula Menteri Luar Negeri, harus bisa menjelaskan bagaimana hal ini bisa terjadi, karena kaum Muslim Indonesia sangat kecewa dengan insiden yang menimpa Ustaz Somad," kata Zakiyuddin.
Sikap ketiga adalah ICMI Muda mengimbau kepada umat Islam bersatu dan tidak terpancing oleh pihak-pihak yang melakukan provokasi.
Menurut dia, umat Islam harus solid dalam membela para ulama, namun tetap menjaga kedamaian. "Tetap merapatkan barisan, wujudkan ukhuwah insaniyah, ukhuwah basoriah dan ukhuwah Islamiyah," ujarnya.
Sikap keempat adalah ICMI Muda mendesak Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan nota protes terhadap kejadian tersebut. Kemenlu diminta dapat memberikan penjelasan kepada umat Islam, khususnya yang mengundang Ustad Somad ke Hongkong.
"Selain itu, Kemenlu juga harus menjelaskan kepada umat Islam Indonesia mengenai alasan penolakan Ustad Somad. Jangan sampai masalah ini menimbulkan isu SARA yang memicu kegaduhan sosial," ucap Zakiyuddin.