JAKARTA- Politikus Golkar Aziz Syamsuddin mengklaim sudah berdiskusi dengan Setya Novanto soal rencana Ketua Umum Golkar itu akan mundur dari posisinya di Golkar, juga Ketua DPR. Meski begitu, Aziz belum bisa memastikan kapan persisnya.
"Beliau (Setya Novanto) tinggal mencari hari, bulan, dan tanggal yang tepat," kata Aziz Syamsuddin di Jakarta, Minggu, 3 Desember 2017.
Kabar Setya Novanto mundur sebelumnya diungkapkan Ketua DPD Partai Golkar Nusa Tenggara Timur Melki Laka Lena mengungkapkan pengunduran diri tersebut akan diumumkan dalam waktu dekat. "Kami mendapatkan informasi valid bahwa Pak Novanto mau mundur," kata Melki dalam diskusi di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 2 Desember kemarin.
BACA:Pengacara: Setya Novanto Mundur Setelah Pimpin Munaslub Golkar
KPK menetapkan kembali Setya Novanto sebagai tersangka kasus korupsi kartu e-KTP. Sebelumnya, Setya Novanto pernah ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus yang sama pada 17 Juli 2017. Namun, pada 29 September 2017, status tersangkanya gugur.
Citra maupun elektabilitas Partai Golkar sedang menurun setelah Setya Novanto disebut-sebut terlibat proyek pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Dari kasus tersebut, Setya diduga mengkorupsi dana Rp 2,3 triliun.
Ketua Organisasi Kesejahteraan Rakyat (Orkestra) Poempida Hidayatulloh mengatakan elektabilitas Partai Golkar anjlok menjadi 7,3 persen. Tergerusnya suara Golkar disebutnya karena dualisme Golkar pasca Pemilu 2014 dan kasus hukum yang menjerat Setya Novanto.
Baca juga: Benarkah Setya Novanto Bersedia Mundur Pekan ini?
Penurunan elektabilitas Golkar sangat mencolok dibanding hasil suara di Pemilu 2014. Saat itu, partai beringin ini memperoleh suara dukungan rakyat sebesar 14,75 persen.
"Kepemimpinan Setya Novanto yang tersandera kasus di Komisi Pemberantasan Korupsi cukup berpengaruh terhadap elektabilitas Golkar saat ini," kata Poempida
ADAM PRIREZA | ARKHELAUS WISNU TRIYOGO | ZARA AMELIA