TEMPO.CO, Jakarta -Menjadi tersangka korupsi dan ditahan, Setya Novanto dikabarkan bersedia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar, sekaligus juga Ketua DPR. Ketua DPD Partai Golkar Nusa Tenggara Timur Melki Laka Lena mengungkapkan pengunduran diri tersebut akan diumumkan dalam waktu dekat.
"Kami mendapatkan informasi valid bahwa Pak Novanto mau mundur," kata Melki dalam diskusi di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 2 Desember 2017.
BACA: MKD Bisa Berinisiatif Memproses Setya Novanto
Melki menolak mengungkapkan sumber informasi soal sikap Setya Novanto itu. Ketua Partai Golkar di daerah konstituen Novanto yang menyodorkan diri sebagai saksi meringankan Setya Novanto mengaku sumbernya adalah orang terdekat Novanto sendiri. "Saya enggak bisa sampaikan, tapi yang pasti orang terdekat yang punya akses dengan beliau," kata dia.
KPK menetapkan kembali Setya Novanto sebagai tersangka kasus korupsi kartu e-KTP. Sebelumnya, Setya Novanto pernah ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus yang sama pada 17 Juli 2017. Namun, pada 29 September 2017, status tersangkanya gugur.
Baca: Strategi KPK Agar Praperadilan Setya Novanto Tak Berlanjut
Citra maupun elektabilitas Partai Golkar sedang menurun setelah Setya Novanto disebut-sebut terlibat proyek pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Dari kasus tersebut, Setya diduga mengkorupsi dana Rp 2,3 triliun.
Menurut Melki, beberapa pertimbangan keputusan mundurnya Setya Novanto itu adalah adanya desakan dari pihak internal Partai Golkar, anggota DPR, Mahkamah Kehormatan Dewan, serta masyarakat Indonesia. "Ini mencermati dinamika publik yang berkembang," kata Melki.
Melki sendiri belum mendetailkan soal waktu mundurna Setya Novanto. "Lagi dibahas dengan kalangan dekat untuk mencari waktu yang tepat. Keluarga Pak Novanto juag menunggu waktu yang tepat. Mudah-mudahan minggu depan ada kepastian," kata Melki.
Ia mengaku bersyukur jika Setya Novanto memutuskan segera mundur. Menurut dia, mundurnya Setya Novanto akan turut memperbaiki elektabilitas Partai Golkar tersebut. "Tugas saya adalah mengantarkan Pak Setya Novanto untuk mengakhiri karir politiknya ini dengan terhormat. Jangan biarkan dia dihujat dan dimaki," kata Melki.
ZARA AMELIA