TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie membantah pernyataan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bahwa dirinya mendorong pelaksanaan Munaslub Golkar. Pria yang akrab disapa Ical itu berkata, dirinya tetap merasa idealnya Munaslub Golkar digelar setelah ada keputusan praperadilan Ketum Golkar non aktif Setya Novanto.
"Tetap harus menunggu praperadilan sebagaimana diputuskan dalam Rapat Pleno Golkar pada 21 November lalu," ujar Ical saat ditemui di Workshop Nasional Legislatif Partai Golkar 2017, Jumat, 1 Desember 2017.
Baca juga: Terima DPD Golkar dan Airlangga, JK Minta Munaslub Segera Digelar
Kemarin, Airlangga mengklaim bahwa Ical mendukung Munaslub segera dilakukan agar masalah di dalam internal Golkar segera selesai. Sebab, sejak Setya Novanto dijadikan tersangka korupsi E-KTP oleh KPK, terjadi perdebatan di internal Golkar apakah Setya patut dipertahankan atau diberhentikan.
Airlangga berada di dalam kubu yang mendukung Setya diberhentikan. Dirinya pun mengaku siap menjadi pengganti Setya. Oleh karenanya, untuk menunjukkan keseriusannya, dirinya menemui Ical yang kemudian berujung pada klaim Munaslub Golkar didukung mantan Ketum Golkar itu.
Ical menjelaskan, Munaslub Golkar harus menunggu usainya praperadilan Setya Novanto karena putusan rapat pleno termasuk putusan tertinggi di dalam organisasi Golkar. Jika tidak ada rapimnas atau munaslub yang menganulirnya, maka putusan rapat pleno harus diikuti apa adanya.
Baca juga: Airlangga Hartarto Kumpulkan Ketua DPD I Golkar, Ini yang Dibahas
Ditanya kenapa Airlangga sampai mengklaim bahwa dirinya mendukung Munaslub Golkar digelar, Ical menduga karena target pelaksanaan Munaslub Golkar dan estimasi selesainya praperadilan Setya berdekatan. Sejauh yang ia tahu, praperadilan Setya akan selesai pada pertengahan Desember sementara kubu Airlangga mendorong Munaslub Golkar digelar pada pekan kedua Desember. "Kebetulan saja waktunya sama," ujarnya.