TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus memantau aktivitas Gunung Agung. Kepala Bidang Mitigasi PVMBG I Gede Suantika mengatakan Gunung Agung masih mengalami gempa tremor (overscale), namun saat ini amplitudonya mengecil.
"Dominan satu milimeter sekarang, kemarin sampai dua milimeter," ujar Gede Suantika saat dihubungi Tempo, Rabu, 29 November 2017.
Baca: Gunung Agung Erupsi Magmatik, Penutupan Bandara Diperpanjang
Status Gunung Agung di Provinsi Bali telah dinaikkan ke level awas sejak dua hari yang lalu, 27 November 2017, tepatnya pukul 06.00 waktu setempat. Masyarakat diinformasikan untuk segera mengungsi dari zona berbahaya sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Pada penetapan level tertinggi ini, PVMBG mengimbau masyarakat dan pengunjung tidak memasuki zona berbahaya. PVMBG merekomendasikan zona berbahaya tidak boleh beraktivitas dalam radius 8 kilometer dari puncak dan sektoral barat daya, selatan, tenggara, timur laut, dan utara dalam radius 10 kilometer.
Gede Suantika mengatakan Gunung Agung masih mengeluarkan kepulan asap ke udara dari kawah. Namun, kata dia, terjadi penurunan ketinggian kepulan abu tersebut. "Abu mengepul mencapai ketinggian sampai 3000 meter tadi malam, maksimum. Sekarang agak menurun 1500 meter," katanya.
Baca: Pariwisata Bali Paling Terdampak Letusan Gunung Agung
Menurut Gede Suantika, Gunung Agung masih mengalami fase kritis. Dia berujar, pada malam hari dari pos pantau masih terlihat pantulan sinar api dari lava pijar. "Cahaya pantulannya masih terlihat jelas," tuturnya.
Gede Suantika berujar PVMBG masih terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Agung. Menurut dia, masih belum bisa diperkirakan secara pasti sampai kapan kondisi seperti ini akan berlangsung. "Ya lama, mungkin sebulan," ucapnya.
Saat ini, kata Gede Suantika, PVMBG memiliki tiga pos pantau dalam mengawasi kondisi Gunung Agung. Namun, kata dia, hanya dua buah pos pantau yang aktif. "Yang satu kami belum manage karena belum ada orangnya," ujarnya.