TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla optimistis Partai Golkar akan tetap mendukung Presiden Joko Widodo pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019, meski Ketua Umum Golkar Setya Novanto berperkara. Dengan posisi Golkar saat ini, kata JK, sulit untuk tidak mendukung Presiden Joko Widodo.
"Pertama, secara penilaian, tidak ada orang Golkar yang bisa jadi calon presiden. Tidak ada figur yang kuat," ujar mantan Ketua Umum Partai Golkar itu kepada Tempo, Rabu, 22 November 2017.
Baca:
Golkar Komitmen Dukung Jokowi Meski ...
JK: Citra DPR Ikut Terdampak Kasus Setya Novanto
Sejak Ketua Umum Golkar Setya Novanto ditetapkan sebagai tersangka korupsi E-KTP, dukungan Golkar terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo pada pemilihan presiden 2019, dipertanyakan. Apalagi, Setya Novanto diduga mencoba memanfaatkan dukungan Golkar sebagai upaya membujuk Presiden Joko Widodo mengintervensi perkaranya.
Selain tidak adanya calon kuat presiden dari Golkar, kata JK, Golkar tidak akan membelot karena masih besarnya pengaruh koalisi pro pemerintahan Presiden Joko Widodo. Dari semua partai yang ada, kata JK, hanya tiga yang memutuskan beroposisi. Mereka adalah PKS, Gerindra, serta Golkar.
Baca juga: Golkar Yakin Bawa 65 Persen Kemenangan ...
Dengan besarnya koalisi pemerintah, JK mengatakan sulit bagi Golkar untuk kembali menjadi oposisi. Menjadi pro pemerintah, menurutnya, lebih aman. "Kalau 70 persen partai itu dijamin ada di pemerintahan, dia pasti akan ikut. Golkar kan ada di dalam.” Ia yakin siapa pun ketua Partai Golkar akan mendukung Jokowi.
Keberadaan Setya Novanto di Golkar bukanlah jaminan Golkar akan mendukung pemerintah pada Pilpres 2019. Jaminan Golkar akan tetap mendukung atau tidak adalah kekompakan kader. “Keputusan mendukung pemerintah bukan keputusan Setya Novanto pribadi, melainkan keputusan Rapimnas."
Apakah secara pribadi JK akan mendukung Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019? Dengan tegas JK menjawab, “Ya.”