TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mengatakan partainya masih komitmen untuk mendukung Presiden Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2019 meski hal itu tidak memberikan dampak kenaikan elektabilitas bagi partainya. Menurut dia, dukungan bagi Jokowi sudah final dan tidak akan lagi membahasnya.
Menurut Idrus, dukungan partainya untuk Jokowi karena panggilan doktrinal lantaran melihat kinerja mantan Wali Kota Solo itu memberi manfaat bagi rakyat. "Yang kami bahas adalah apa yang bisa kami lakukan untuk memastikan kehadiran Golkar mendukung Jokowi pada pilpres 2019 memberikan nilai tambah," katanya di Hotel Sultan, Kamis malam, 5 Oktober 2017.
Baca: Golkar Gelar Rapat Bahas Persiapan Rakernas
Idrus meminta semua pihak tidak selalu melihat untung rugi saat menentukan sikap dalam mendukung sosok calon presiden. "Ini kami bicara bangsa. Kami harus mengedepankan rakyat, kami berkeyakinan apabila ini dilakukan rakyat pasti berpikir dan cerdas menilai," kata dia.
Partai Golkar pun telah menargetkan Jokowi bisa memenangkan pemilihan presiden 2019 dengan raihan suara minimal 65 persen.
Baca: Kader Golkar Kena Korupsi, Nusron Wahid: Jangan Hanya Ganti Ketua
Golkar juga tidak ambil pusing soal hasil survei dari Saiful Mujani Research and Consulting yang menyatakan elektabilitas Jokowi tidak berdampak ke partai pendukungnya, kecuali PDIP. Menurut dia, seluruh partai mengalami tren penurunan elektabilitas.
Posisi Golkar sendiri ada di urutan kedua dengan nilai elektabilitas 11,4 persen. Adapun di peringkat pertama bercokol PDIP dengan angka sebesar 27,1 persen. "Kan semua turun. Kalo semua turun kami pelajari bersama dan salah satu dasar untuk mempelajari itu (dengan) survei," kata Idrus.
Sementara itu, Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Indonesia I, DPP Golkar, Nusron Wahid merasa tidak puas dengan hasil survei itu. "Kami ingin jadi pemenang," ujarnya.