TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 30 persen mahasiswa dan pelajar menyatakan lebih memilih membantu Palestina ketimbang Indonesia Timur. Angka ini dirilis dalam survei terbaru Alvara Research Center. Angka itu didapat dari jawaban atas pertanyaan mana yang akan lebih dibantu jika terjadi bencana alam dalam waktu bersamaan dan eskalasi yang sama besar.
"Ada sebanyak 34,3 persen mahasiswa dan 29,3 persen pelajar menyatakan lebih memilih membantu Palestina karena sesama agama Islam," kata CEO Alvara, Hasanuddin Ali di Restoran Batik Kuring, SCBD, Jakarta pada Selasa, 31 Oktober 2017.
Baca juga: Peluang Radikalisme Pelajar Tinggi, Nusron Wahid: SOS Ideologi
Angka ini hanya selisih sedikit dengan pilihan lainnya. Alvara mencatat sebesar 45,9 persen mahasiswa dan 49,4 persen mengaku lebih memilih membantu Indonesia Timur karena sesama warga negara Indonesia.
"Hal ini mencerminkan sentimen keagamaan cukup tinggi di kalangan mahasiswa dan pelajar," ujar Hasan.
Survei ini dilakukan terhadap 2400 pelajar dan 1800 mahasiswa yang beragama Islam. Responden mahasiswa berasal dari 25 perguruan tinggi favorit di Indonesia dengan jurusan tertentu. Jurusan yang diambil yaitu yang menyuplai pasar tenaga kerja di tujuh sektor, yaitu sektor pertahanan dan keamanan, keuangan, energi dan pangan, telekomunikasi dan logistik, kesehatan, pendidikan, manufaktur dan infrastruktur.
Baca juga: Survei Alvara: 20 Persen Pelajar dan Mahasiswa Rela Berjihad
Sedangkan responden pelajar diambil dari lima Sekolah Menengah Atas Negeri unggulan atau favorit di setiap kabupaten/kota di Pulau Jawa dan beberapa kota besar di luar Pulau Jawa.
Survei dilakukan pada 1 September hingga 5 Oktober 2017 dengan margin of error 2,35 persen untuk survei mahasiswa dan 2 persen untuk survei pelajar.