TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Alvara Research Center dan Mata Air Foundation menunjukkan sejumlah mahasiswa dan pelajar sepakat dengan diterapkannya sistem negara Islam. Hasil ini diikuti dengan pernyataan kesiapan berjihad demi tegaknya Negara Islam atau khilafah.
"Kami menanyakan ideologi negara dengan pernyataan ‘Negara Islam perlu diperjuangkan untuk penerapan ajaran Islam yang lebih kafah’. Hasilnya, 23,5 persen mahasiswa setuju, sedangkan pelajar yang setuju jumlahnya mencapai 16,3 persen," kata CEO Alvara, Hasanuddin Ali, di Restoran Batik Kuring, SCBD, Jakarta Selatan, pada Selasa, 31 Oktober 2017.
Baca: Survei Alvara, 95 Persen Muslim Indonesia Religius
Hasan merinci pertanyaan survei lain yang berusaha mengetahui persepsi tentang relasi antara agama dan negara. Hasil survei mencatat 18,6 persen mahasiswa dan 16,8 persen pelajar memilih ideologi Islam lebih tepat untuk Indonesia.
Selanjutnya, sebanyak 17,8 persen mahasiswa dan 18,3 persen pelajar menyatakan setuju khilafah sebagai bentuk negara. Adapun mahasiswa yang menyatakan siap berjihad untuk tegaknya negara Islam atau khilafah sebesar 23,4 persen dan pelajar sebesar 23,3 persen.
Baca: Survei: Yusuf Mansur Ulama Terpopuler di Kalangan Mahasiswa
Survei tersebut didahului dengan dua pertanyaan awal, yakni persepsi terhadap pemimpin nonmuslim dan penerapan peraturan daerah syariah. "Persentase mahasiswa dan pelajar yang tidak mendukung pemimpin nonmuslim cukup besar, secara berturut-turut 29,5 persen dan 29,7 persen," ucap Hasan.
Terkait dengan Perda Syariah, jumlah pelajar yang sepakat peraturan itu diterapkan untuk mengakomodasi penganut agama mayoritas di Indonesia lebih besar daripada persentase mahasiswa, yakni masing-masing 21,9 persen dan 19,6 persen.
Survei ini dilakukan terhadap 2.400 pelajar dan 1.800 mahasiswa. Responden mahasiswa berasal dari 25 perguruan tinggi favorit di Indonesia dengan jurusan tertentu. Jurusan yang diambil adalah yang menyuplai pasar tenaga kerja di tujuh sektor, yaitu sektor pertahanan dan keamanan, keuangan, energi dan pangan, telekomunikasi dan logistik, kesehatan, pendidikan, serta manufaktur dan infrastruktur. Sedangkan responden pelajar diambil dari lima sekolah menengah atas negeri unggulan atau favorit di setiap kabupaten dan kota di Pulau Jawa serta beberapa kota besar di luar Pulau Jawa.
Survei dilakukan pada 1 September-5 Oktober 2017 dengan margin of error 2,35 persen untuk survei mahasiswa dan 2 persen untuk survei pelajar.