TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendaftarkan partai itu di gedung Komisi Pemilihan Umum, Selasa, 10 Oktober 2017. Partai yang baru dibentuk pada November 2014 itu yakin mampu mendulang suara dalam pemilihan umum legislatif 2019.
Untuk menaikkan elektabilitas partai ini, Ketua Umum PSI Grace Natali mengatakan partainya menghadirkan calon-calon legislatif yang kompeten dan profesional. Karena itu, PSI fokus membangun sistem rekrutmen yang berdasarkan model meritokrasi.
"Prosesnya transparan. Kami mengangkat panel juri independen untuk melakukan seleksi terhadap semua caleg yang mendaftar," kata Grace di kantor KPU, Selasa.
Baca juga: Lewat Partai atau Perorangan, PSI: Kami Tetap Dukung Ahok
Dengan menghadirkan calon-calon yang kompeten dan profesional di bidangnya diharapkan bisa menarik perhatian pemilih. Apalagi hingga sekarang partai politik mendapat citra buruk dan tidak dipercaya masyarakat.
PSI bahkan berencana menyiarkan proses pemilihan calon legislatif tersebut secara langsung ke media sosial, seperti Facebook. Harapannya, publik bisa mengetahui bagaimana PSI membangun sistem rekrutmen yang transparan dan bisa dilihat langsung publik.
Untuk menggaet pemilih, partai ini juga akan menggunakan model fund raising atau crowd funding bagi caleg-caleg yang akan maju dari PSI. Selain itu, dengan cara itu, PSI ingin menunjukkan kepada publik bahwa partai ini serius ingin lepas dari jerat korupsi. "Mengembalikan politik kepada fungsi dan kedudukannya yang mulia seperti pada awalnya," ucap mantan penyiar televisi ini.
Baca juga: Ketika Ketua Umum PSI Tanya 10 Anggota DPR Baik kepada Jurnalis
Model rekrutmen dan pendanaan publik, kata Grace, adalah cara PSI mengembalikan citra politik menjadi lebih baik. Ia juga berharap dengan cara itu PSI bisa mendapatkan suara dalam pemilihan legislatif mendatang.