TEMPO.CO, Jakarta - Tersangka penerima gratifikasi, Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari, menerima banyak penghargaan. Ia punya beberapa penghargaan dari pemerintah RI, juga penghargaan dari luar negeri.
Rita mendapatkan kehormatan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha yang langsung diberikan Presiden RI Joko Widodo pada 28 April 2015. Penghargaan itu diberikan kepada Rita karena dinilai serius menggarap pembangunan kesejahteraan keluarga dan masyarakat di wilayahnya. Putri kedua Bupati Kukar terdahulu, Syaukani HR, itu juga pernah menerima penghargaan dari Pusat Kajian Negara sebagai salah satu inspirator pembangunan daerah pada 2017. Penghargaan itu diserahkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
Baca: Bupati Rita Widyasari Mangkir dari Pemeriksaan KPK Hari Ini
Namun pembangunan di masa Rita dinilai tidak banyak menyentuh rakyat kalangan bawah. “Tidak terlalu menyentuh rakyat kecil,” kata Nova, ibu rumah tangga yang tinggal di Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara, yang mengkritik Rita melalui pesan pendeknya untuk Tempo, Kamis, 5 Oktober 2017.
Nova mengeluhkan kotanya yang tak punya layanan transportasi umum. “Semua menggunakan kendaraan pribadi,” kata ibu dua remaja yang beranjak dewasa itu.
Dia mengatakan listrik dan air bersih jarang padam, tapi kualitas airnya buruk. Jalanan dan layanan kesehatan di Tenggarong, yang berada di pusat pemerintahan, kata dia, dalam kondisi baik. Namun kemajuan itu belum banyak dirasakan kecamatan lain. “Semua keadaan di Tenggarong tidak mewakili keadaan Kukar karena banyak wilayah yang terpencil,” ucap Nova.
Baca juga: Auditor BPK Ini Mengaku Ubah Berita Acara Usai Dijenguk Fahri
Rita Widyasari, kelahiran Tenggarong, 7 November 1973, pernah menerima penghargaan di tingkat internasional. Ia menerima penghargaan Global Leadership Award 2016 dari majalah bisnis The Leader International, juga American Leadership Development Association, sebuah penghargaan untuk pemimpin yang memberi teladan dan berhasil membangun perekonomian.
Nova mempertanyakan penghargaan itu. “Kapan dapatnya?” Ia merasa Rita tidak banyak meningkatkan perekonomian rakyat. Menurut dia, Rita tak pantas mendapatkannya. Rakyat bahkan kesulitan hanya untuk berbelanja sehari-hari ke pasar.
Menurut Nova, Rita memindahkan pasar yang berada di pusat kota ke tempat yang jauh. “Dibangun pasar yang besar di pinggiran.”
Rita menjadi Bupati Kukar sejak 2010. Pada periode pertama kepemimpinannya, ia berpasangan dengan Gufron Yusuf hingga 2015. Pada periode kedua, dia berpasangan dengan Edi Damansyah. Selama kepemimpinannya pada periode pertama (2010-2015), Rita memiliki program Gerakan Pembangunan Rakyat Sejahtera (Gerbang Raja) dan berjanji akan menyempurnakan program itu saat memimpin Kukar pada masa 2016-2021.
SAFIULLAH S.