Massa Penyerang Ajak Pengguna Jalan untuk Menyerbu Gedung LBH
Senin, 18 September 2017 11:52 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Massa pengepung Gedung Lembaga Bantuan Hukum di Jalan Diponegoro, Jakarta pada Ahad, 17 September 2017 mengajak pengendara yang melintasi jalan itu untuk bergabung. "Sini gabung. Ada PKI rapat-rapat di dalam," ujar mereka mengajak pengguna jalan di depan Gedung LBH Jakarta, sekitar pukul 11.00 Ahad, 17 September 2017.
Meski malam telah larut, lalu lintas di Jalan Diponegoro di sekitar gedung itu padat. Pengguna jalan dengan aneka kendaraan masih lalu lalang dengan kecepatan lambat akibat konsentrasi massa.
Menurut pantauan Tempo, ajakan bergabung itu berhasil menarik pengguna jalan. Beberapa pengguna jalan menepi dan bergabung dengan massa pengepung.
Baca:
Soal Film Penghianatan G 30 S PKI, Begini Kata Pemeran Soeharto
Film G 30S PKI Diputar Lagi, Sejarawan : Beda dengan ...
Kantor LBH Jakarta dikepung massa dan aparat kepolisian pada Ahad malam hingga Senin dini hari, 17-18 September 2017. Massa pengepung memprotes acara "AsikAsikAksi" yang mereka duga berkaitan dengan Partai Komunis Indonesia dan komunisme. Acara itu digelar oleh Ketua YLBHI Asfinawati, Direktur Amnesty International Indonesia Usman Hamid, dan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Yati Andriyati sempat berunding dengan koordinator massa aksi.
Bentrokan pecah di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat pada Ahad malam hingga Senin dini hari, 17-18 September 2017. Massa mengepung LBH, Jakarta sejak pukul 21.00. Mereka memadati ruas Jalan Diponegoro di depan kantor LBH dan Jalan Mendut, di samping kantor LBH. "Massa meneriakkan ancaman mengerikan.” Asfinawati menulis dalam siaran persnya.
Menurut Asfina, ancaman massa berupa stigma dan tuduhan-tuduhan tak berdasar. Massa pengepung mencoba masuk gedung LBH. “Mereka melempari kantor dengan batu dan memprovokasi, serta mencoba membuat kerusuhan."
Baca juga: 12 Napi Kabur dari Penjara Sijunjung, Polisi Razia ...
Menurut pengamatan Tempo, macam-macam teriakan massa. Mulai dari meminta peserta acara di dalam LBH keluar hingga meneriakkan ajakan untuk mengganyang PKI. "Hajar PKI, mereka yang membunuh para jenderal dan para ulama kita." "Kami siap mati syahid fisabilah di sini." "Ganyang PKI sekarang juga." "NKRI harga mati."
Sehari sebelumnya, di lokasi yang sama polisi juga membubarkan acara seminar 1965. "AsikAsikAksi" digelar pada Ahad sore sebagai bentuk solidaritas atas pelarangan seminar.
Direktur Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid menyatakan Kepala Satuan Intelijen Polres Tangerang Ajun Komisaris Besar Danu Wiyata Subroto telah masuk dan memeriksa Gedung Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, di jalan Diponegoro, pada Ahad sore, 17 September 2017. “Tidak ditemukan kegiatan dan atribut yang berkaitan dengan PKI atau komunisme seperti dituduhkan massa pengepung.” Usman menyampaikan dalam siaran pers yang dikeluarkan Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Asfinawati, Senin dini hari, 18 September 2017.
Simak:Setya Novanto Jalani Operasi Jantung Hari Ini
Polisi mencokok orang-orang yang diduga provokator pada aksi malam itu. Sebelumnya, Tempo melihat petugas telah membawa satu orang lainnya ketika kerusuhan pecah pertama kali di sekitar gedung LBH. "Ada empat hingga lima orang (yang kami bawa),” kata Kepala Polda Mero Jaya, Inspektur Jenderal Idham Azis setelah kerusuhan reda.
Idham mengatakan polisi telah mengintai orang-orang yang dicokok itu sejak awal. “Saya akan proses mereka." Ketegangan mulai reda ketika polisi tiba-tiba menembakkan gas air mata dan merangsek menyisir ke arah perkampungan Talang. Masih terdengar keramaian massa dari arah kawasan itu.
Idham memperkirakan kerusuhan itu melibatkan sekitar 1500 hingga 2000 orang. Di antaranya Aliansi Mahasiswa Anti Komunis, dari Bang Japra dan lain-lain. Kepolisian bersama TNI mengerahkan sekitar 1000 personel untuk mengendalikan situasi.
BUDIARTI UTAMI PUTRI