G30S 1965 dan Gagasan Membangun Rekonsiliasi di Basis PKI  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Kamis, 1 Oktober 2015 14:29 WIB

Pidato Presiden Sukarno di hadapan para pendukung PKI yang menunjukkan bagaimana komunisme juga menjadi kekuatan yang membawa Indonesia menuju identitas Negara yang kuat, dengan semangat nasionalis, agama dan komunis. wikipedia. org

TEMPO.CO, Boyolali - Dorongan untuk membangun rekonsiliasi Tragedi 1965 terus menguat sejak tahun 2002 lalu. Kondisi itu membuat Lembaga Kajian Transformasi Sosial (LKTS) Boyolali Jawa Tengah melakukan penelitian untuk menggali fakta yang terjadi di masa menjelang lengsernya pemerintahan Orde Lama itu.

Selama ini, daerah yang berada di utara Kota Solo itu dikenal sebagai salah satu basis gerakan komunis. Cerita tentang kekejaman yang terjadi di lereng Merapi itu terus berkembang dari mulut ke mulut. Tidak jarang, ada bumbu-bumbu yang ditambahkan sesuai kepentingan.

"Kami mencoba membuat penelitian dengan mewawancarai sejumlah saksi sejarah," kata Direktur LKTS Boyolali, Ismail Al Habib. Mereka mencoba menggali dan merekonstruksi cerita yang sesungguhnya mengenai apa yang terjadi pada saat itu. "Sayang, sebagian besar saksi sejarah itu kini sudah meninggal," katanya kepada Tempo, Jumat 25 September 2015 lalu.

Baca: EKSKLUSIF G30S 1965: Pengakuan Penyergap Ketua CC PKI Aidit

Ismail menyebutkan bahwa hasil penelitian itu atas tiga periode waktu yang berbeda. Mereka menggali cerita mengenai kondisi Boyolali sebelum dan sesudah 1 Oktober 1965, serta suasana setelah operasi pembersihan yang dilakukan oleh tentara.

Sebelum meletusnya peristiwa kemanusiaan tersebut, Boyolali dikenal sebagai basis Partai Komunis Indonesia. Mereka mampu menguasai kursi mayoritas di legislatif yang ada di kabupaten itu, dengan perolehan 21 kursi dari 35 kursi yang tersedia pada pemilihan umum 1955.

Topik Pilihan: G30S 1965 - Pembunuhan Jenderal

Meski demikian, kondisi sosial politik di kabupaten penghasil susu itu tetap aman. Pendukung dari beberapa partai besar hidup berdampingan. Jika pun ada letupan kecil, biasanya hanya terjadi dalam pemilihan pamong desa. "Konflik personal yang kadang membawa nama partai politik," kata Ismail. Kebanyakan, jabatan tersebut menjadi persaingan sengit antara PKI dengan PNI.

Baca: Omar Dani: CIA Terlibat G30S 1965 dan Soeharto yang Dipakai

Kasus kekerasan hanya terjadi di sekitaran lereng Merapi dan Merbabu, yang kemudian mendapat julukan Merapi Merbabu Compleks (MMC). Kelompok MMC sering melakukan kejahatan seperti perampokan hingga pembunuhan terhadap warga yang tinggal di sekitar dua gunung itu.

Dalam penelitian yang dilakukan, Ismail menyebut bahwa anggota MMC merupakan orang – orang yang sakit hati dengan rasionalisasi yang terjadi di tubuh tentara. Dalam rasionalisasi tersebut, hanya tentara yang sudah dilatih oleh KNIL (Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger) atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda, dan PETA (Pembela Tanah Air) yang bisa masuk menjadi tentara negara.

Sedangkan Tentara Rakyat yang lahir karena menjadi relawan tidak bisa menjadi tentara negara yang digaji oleh negara. "Mereka yang kecewa lantas mengasingkan diri ke lereng Merbabu dan Merapi," katanya.

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

29 November 2023

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.

Baca Selengkapnya

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

20 November 2023

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Gunung Merbabu, Masyarakat Lakukan Penyekatan

29 Oktober 2023

Kebakaran Hutan Gunung Merbabu, Masyarakat Lakukan Penyekatan

Kebakaran hutan melanda kawasan Gunung Merbabu, Jawa Tengah sejak dua hari terakhir dan masih belum padam.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

30 September 2023

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?

Baca Selengkapnya

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

30 September 2023

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.

Baca Selengkapnya

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

29 September 2023

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

Berbagai versi muncul menjadi latar terjadinya peristiwa G30S yang masa orde disebut G30S/PKI. Salah satunya adanya dokumen Gilchrist. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

Mengintip Kampung Edukasi di Kabupaten Boyolali

9 Juli 2023

Mengintip Kampung Edukasi di Kabupaten Boyolali

Kabupaten Boyolali di lereng Gunung Merbabu, meluncurkan program Kampung Edukasi Durensari untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Baca Selengkapnya

Boyolali Bangun Kawasan Wisata Religi untuk Belajar Ibadah Haji dan Umrah

22 Mei 2023

Boyolali Bangun Kawasan Wisata Religi untuk Belajar Ibadah Haji dan Umrah

Pembangunan kawasan wisata religi di Boyolali itu sudah berjalan sejak 2021.

Baca Selengkapnya

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

9 Maret 2023

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

Kostrad mempercayakan Pasukan Tengkorak untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berikut profil salah satu pasukan elite TNI itu.

Baca Selengkapnya

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

4 Oktober 2022

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

Sarwo Edhie dan pasukannya bertugas menumpas kelompok G30S dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu dianggap bertanggung jawab terhadap G30S.

Baca Selengkapnya