Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

EKSKLUSIF G30S 1965: Pengakuan Penyergap Ketua CC PKI Aidit  

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Kelompok mahasiswa di Jakarta tahun 1965 menuntut agar PKI dibubarkan. Kekisruhan politik pada 1965 membuat korban berjatuhan begitu banyak, meski belum ada catatan pasti hingga kini. Masyarakat Indonesia memperingati 49 tahun sudah kekerasan ini yang hingga kini belum ada penyelesaian oleh pemerintah. (BBC)
Kelompok mahasiswa di Jakarta tahun 1965 menuntut agar PKI dibubarkan. Kekisruhan politik pada 1965 membuat korban berjatuhan begitu banyak, meski belum ada catatan pasti hingga kini. Masyarakat Indonesia memperingati 49 tahun sudah kekerasan ini yang hingga kini belum ada penyelesaian oleh pemerintah. (BBC)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang bekas anggota Resimen Para Khusus Angkatan Darat memberikan kesaksiannya kepada Tempo ketika ia menjalankan tugas menangkap Ketua Committee Central Partai Komunis Indonesia Dipa Nusantara Aidit.  Demi alasan keselamatannya, dan keluarganya, mantan anggota RPKAD minta namanya tak disebut. 

Baca juga:
G30S 1965: Benarkah Intel Amerika Beri Bantuan  Pejabat Militer RI

Omar Dani: CIA Terlibat G30S 1965 dan Soeharto yang Dipakai

Ia pensiun dini dari RPKAD untuk melanjutkan kuliah di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pensiunan RPKAD ini--sebut saja Buwono--memberikan testimoni di rumahnya di Jakarta pada Kamis 17 September lalu. Sebagai anggota RPKAD, Buwono bangga mendapatkan tugas untuk memburu DN Aidit. Buat dia, Aidit dan PKI merupakan musuh negara dan rakyat Indonesia.

Buwono menggambarkan, situasi politik Indonesia pada tahun 1965 adalah berada di antara pilihan pahit, membunuh atau dibunuh. Sebagai orang yang berlatar belakang keluarga Masyumi, yang punya sejarah keras bertolak belakang secara politik dengan PKI, Buwono memilih jalan untuk membunuh.  “Ini soal pilihan, hidup atau mati, membunuh atau dibunuh,” katanya.  

Topik Pilihan: G30S 1965 - Pembunuhan Jenderal   

Ketika dipilih menjadi anggota tim untuk memburu dan menyergap Aidit, Buwono merasakan sebagai kehormatan. Sebagai militer yang di bagian intelijen, Buwono menggambarkan, pada 1 Oktober 1965, Aidit lari dari Jakarta terbang ke Yogyakarta, lalu melanjutkan perjalanan darat ke Solo. Kota ini merupakan salah satu basis kuat pendukung PKI.

Pergerakan Aidit dalam pelarian di Solo, kata dia, terpantau oleh TNI AD. Ruang gerak Aidit yang semula lebar dan leluasa di Solo, kemudian terus dipersempit melalui sejumlah operasi dan pengepungan pagar betis tentara.  Setelah tentara memastikan Aidit masuk ke rumah simpatisan PKI di Solo, pasukan segera menjepit posisi Aidit. Buwono menyatakan, ia adalah satu dari setidaknya tiga orang yang ditugasi untuk masuk ke rumah persembunyian Aidit. “Saya bersama tiga orang kawan saya, sama-sama dari RPKAD,” kata Buwono. 

Baca juga:
G30 S 1965: Benarkah Amerika Bikin Daftar Orang-orang yang Dibunuh?

Kisah Salim Kancil Disetrum, Tak Juga Tewas: Inilah 3  Keanehan  

Ia menceritakan, malam itu semua kolong dan almari rumah itu sudah diperiksa, tapi Aidit tak ditemukan. Tapi, Buwono melihat ada yang aneh, satu lemari dipasang dengan posisi agak miring mepet dengan kamar. Di balik lemari itulah, kata Buwono, Aidit bersembunyi dengan cara mengangkat kakinya, bertumpu pada bagian belakang lemari. Sedangkan tubuhnya bertumpu pada dinding rumah yang terbuat dari kayu. “Dugaan saya benar, Aidit ada di belakang lemari itu,” kata Buwono.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Studi Peminum Ciu di Surakarta, Mayoritas Islam Abangan

35 hari lalu

Pekerja melakukan uji rasa saat pembuatan arak iwak arumery yang menjadi suvenir dalam side event atau acara sampingan G20 Bali di Denpasar, Bali, Jumat 9 September 2022 Minuman beralkohol tradisional khas Bali berbahan dasar buah lontar dan kelapa yang dicampur dengan rempah-rempah dan buah-buahan untuk memberikan citarasa tersebut sebagai suvenir bagi delegasi saat side event G20 di Bali pada bulan Agustus 2022. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Studi Peminum Ciu di Surakarta, Mayoritas Islam Abangan

Pemilik pabrik ciu di Surakarta bahkan didapati sudah menjalani ibadah Haji.


4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

29 November 2023

Logo Kostrad. kostrad.mil.id
4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.


Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

20 November 2023

Beberapa waktu lalu, kabar duka datang dari keluarga Ratna Sari Dewi. Menantu Dewi Soekarno dan Bung Karno atau suami Kartika, meninggal dunia di Bali pada 3 Februari 2021. Instagram/@dewisukarnoofficial
Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.


Gelar Muscab 2023, HDCI Surakarta Komitmen Ikut Promosikan Pariwisata Daerah

21 Oktober 2023

Para anggota HDCI Kota Surakarta touring ke Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, baru-baru ini. FOTO: Istimewa
Gelar Muscab 2023, HDCI Surakarta Komitmen Ikut Promosikan Pariwisata Daerah

Promosi pariwisata daerah disebut menjadi bagian tak terpisahkan dari program touring HDCI Kota Surakarta.


Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

30 September 2023

Film Pengkhianatan G 30S PKI dan Rumah Kades
Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?


Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

30 September 2023

Menkopolhukam Mahfud MD berbincang dengan seorang eksil seusai pertemuan rombongan pemerintah dengan para eksil Indonesia di Diemen, Belanda, pada hari Minggu, 27 Agustus, 2023. Foto: Linawati Sidarto
Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.


Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

29 September 2023

Pemberitaan mengenai Dokumen Gilchrist dan hubungannya dengan Subandrio di Canberra Times edisi 3 Oktober 1966. Foto: trove.nla.gov.au
Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

Berbagai versi muncul menjadi latar terjadinya peristiwa G30S yang masa orde disebut G30S/PKI. Salah satunya adanya dokumen Gilchrist. Apa isinya?


Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

9 Maret 2023

Kostrad atau Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, merupakan divis elit di TNI AD. Pasukan ini terdiri atas 2 divisi yang memiliki kemampuan terjun payung, didirikan pada tahun 1961 dengan motto Dharma Putera. Kostrad menggunakan baret hijau sebagai identitas diri, dipimpin oleh perwira tinggi bintang 3. Pasukan ini tergolong sebagai pasukan elit di Indonesia, dengan segudang pengalaman tempur. TEMPO/Hariandi Hafid
Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

Kostrad mempercayakan Pasukan Tengkorak untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berikut profil salah satu pasukan elite TNI itu.


Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

4 Oktober 2022

Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhie Wibowo (tengah), di depan mahasiswa yang tergabung dalam KAMI di halaman kampus UI, Jakarta, 10 Januari 1966. Foto: DOk. Perpusnas RI
Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

Sarwo Edhie dan pasukannya bertugas menumpas kelompok G30S dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu dianggap bertanggung jawab terhadap G30S.


Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

3 Oktober 2022

Suasana sumur maut lubang buaya di Monumen Kesaktian Pancasila, Jakarta, Selasa, 29 September 2020. Tempat tersebut nantinya akan dijadikan lokasi upacara untuk peringatan Hari Kesaktian Pancasila sekaligus mengenang korban dalam peristiwa G30S/PKI khususnya tujuh pahlawan revolusi pada 1 Oktober mendatang. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

Hari ini 57 tahun silam, pasca G30S, personel RPKAD menemukan sebuah sumur tua di Lubang Buaya area Halim tempat 6 jasa jenderal dan 1 kapten.