Kisah G30S 1965 dan Harmoni yang Koyak di Lereng Merapi

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Kamis, 1 Oktober 2015 11:40 WIB

Sejumlah siswa sekolah mengunjungi lokasi kuburan massal eks anggota PKI di dusun Plumbon, Ngalian, Semarang, 6 Juni 2015. Kuburan ini mengubur 24 orang anggota PKI dalam 2 lubang besar. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Boyolali - Lembaga Kajian Transformasi Sosial (LKTS) Boyolali, Jawa Tengah, pernah melakukan penelitian untuk menggali fakta yang terjadi di seputar Peristiwa G30S 1965. Penelitian itu didasari dorongan untuk membangun rekonsiliasi di antara pihak yang bertikai pada tragedi 1965, yang terus menguat sejak 2002.

"Kami mencoba membuat penelitian dengan mewawancarai sejumlah saksi sejarah," kata Direktur LKTS Boyolali Ismail Al Habib. Mereka mencoba menggali dan merekonstruksi cerita yang sesungguhnya mengenai apa yang terjadi pada saat itu. "Sayang, sebagian besar saksi sejarah itu kini sudah meninggal," katanya kepada Tempo, Jumat, 25 September 2015 lalu.

Baca juga:
EKSKLUSIF G30S 1965: Begini Pengakuan Penyergap Ketua CC PKI Aidit
Omar Dani: CIA Terlibat G30S 1965 dan Soeharto yang Dipakai


LKTS mendapat temuan bahwa di Boyolali, kekerasan hanya terjadi di sekitar lereng Merapi dan Merbabu, yang kemudian mendapat julukan Merapi Merbabu Complex (MMC). Kelompok MMC sering melakukan kejahatan, seperti perampokan hingga pembunuhan terhadap warga yang tinggal di sekitar dua gunung itu.

Dalam penelitian yang dilakukan, Ismail menyebut anggota MMC merupakan orang–orang yang sakit hati dengan rasionalisasi yang terjadi di tubuh tentara. Dalam rasionalisasi tersebut, hanya tentara yang sudah dilatih oleh KNIL (Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger) atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda, dan PETA (Pembela Tanah Air) yang bisa masuk menjadi tentara negara. Sedangkan Tentara Rakyat yang lahir karena menjadi relawan tidak bisa menjadi tentara negara yang digaji oleh negara. "Mereka yang kecewa lantas mengasingkan diri ke lereng Merbabu dan Merapi," katanya.

Baca juga:

Kisah Salim Kancil Disetrum, Tak Juga Tewas: Inilah 3 Keanehan

Kasus Salim Kancil, Polisi Dituding Bermain

Mereka bergabung dengan kelompok garong bernama Gerakan Rakyat Kelaparan (Grayak). Menurut Ismail, gerakan itu sebenarnya tidak ada hubungan langsung dengan PKI. "Namun belakangan gerakan itu disangkutpautkan dengan PKI," kata dia. Berbagai pendukung partai politik masih tetap hidup rukun hingga terjadinya peristiwa pembunuhan sejumlah jenderal di Jakarta. Bahkan, kebanyakan masyarakat Boyolali tidak mendengar informasi tentang peristiwa itu lantaran minimnya peralatan komunikasi.

Bahkan, Muspida yang telah mendengar informasi itu justru terus mengimbau masyarakat agar tidak terpengaruh. Mereka menggelar pertemuan di beberapa daerah. Namun ternyata pertemuan-pertemuan itu justru membuat warga menjadi resah. Provokasi dan isu yang simpang siur membuat masyarakat khawatir dan saling curiga. Suasana semakin genting lantaran sejumlah kelompok akhirnya menggelar pertemuan tertutup. Pata tokoh PNI, misalnya, sering melakukan pertemuan tertutup dengan pihak Kodim Boyolali. Sedangkan kepolisian juga menggelar pertemuan tertutup dengan sejumlah organisasi kepemudaan berbasis agama.

Konflik horizontal di Boyolali baru terjadi sekitar pertengahan Oktober. Di Desa Randusari, Kecamatan Teras, terjadi aksi pembakaran terhadap rumah milik warga yang dituding sebagai aktivis PKI. Beberapa hari kemudian barulah pasukan RPKAD (Resimen Para Khusus Angkatan Darat) masuk ke Boyolali untuk upaya pembersihan besar-besaran. Operasi ini sempat dihalangi oleh para pendukung PKI dengan menebangi pohon di sepanjang Jalan Ampel, Bangak, dan Mojosongo.

Aksi pembersihan ini tidak hanya dilakukan oleh tentara. "Mereka menggandeng sejumlah ormas," kata Ismail. Di daerah Karanggeneng misalnya, tentara menggandeng relawan dari KAMI/KAPPI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia/Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia) dalam melakukan pembersihan. Warga yang ditangkap kemudian diserahkan kepada tentara selaku pemimpin operasi.

Baca juga:

EKSKLUSIF G30S 1965: Begini Pengakuan Penyergap Ketua CC PKI Aidit
Omar Dani: CIA Terlibat G30S 1965 dan Soeharto yang Dipakai


Tidak terhitung lagi berapa orang yang tertangkap dalam operasi yang berlangsung tiga bulan itu. "Ada yang dibunuh maupun dibuang ke Pulau Buru," katanya. Ismail yakin tidak semua yang ditangkap dan dibunuh itu merupakan orang PKI. "Sebagian hanya masyarakat biasa yang dituduh PKI oleh orang yang memusuhinya," katanya. Kekacauan yang luar biasa membuat masyarakat sangat leluasa untuk memberikan cap sebagai PKI terhadap warga yang lain.

Sayangnya, penelitian tersebut tidak mengkaji kemungkinan adanya keterlibatan asing dalam operasi pembersihan tersebut. "Kami tidak mengetahui adakah fasilitas-fasilitas yang diterima oleh para relawan dalam operasi tersebut," katanya. Namun, Ismail memastikan bahwa para relawan itu mendapatkan pelatihan dari pihak tentara. Di daerah Selo, misalnya, sejumlah 42 pemuda mendapat pelatihan dari pihak militer. Latihan tersebut diberikan selama 21 hari. "Fasilitas lain di luar pelatihan, kami belum tahu," kata Ismail.

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

29 November 2023

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.

Baca Selengkapnya

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

20 November 2023

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Gunung Merbabu, Masyarakat Lakukan Penyekatan

29 Oktober 2023

Kebakaran Hutan Gunung Merbabu, Masyarakat Lakukan Penyekatan

Kebakaran hutan melanda kawasan Gunung Merbabu, Jawa Tengah sejak dua hari terakhir dan masih belum padam.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

30 September 2023

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?

Baca Selengkapnya

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

30 September 2023

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.

Baca Selengkapnya

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

29 September 2023

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

Berbagai versi muncul menjadi latar terjadinya peristiwa G30S yang masa orde disebut G30S/PKI. Salah satunya adanya dokumen Gilchrist. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

Mengintip Kampung Edukasi di Kabupaten Boyolali

9 Juli 2023

Mengintip Kampung Edukasi di Kabupaten Boyolali

Kabupaten Boyolali di lereng Gunung Merbabu, meluncurkan program Kampung Edukasi Durensari untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Baca Selengkapnya

Boyolali Bangun Kawasan Wisata Religi untuk Belajar Ibadah Haji dan Umrah

22 Mei 2023

Boyolali Bangun Kawasan Wisata Religi untuk Belajar Ibadah Haji dan Umrah

Pembangunan kawasan wisata religi di Boyolali itu sudah berjalan sejak 2021.

Baca Selengkapnya

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

9 Maret 2023

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

Kostrad mempercayakan Pasukan Tengkorak untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berikut profil salah satu pasukan elite TNI itu.

Baca Selengkapnya

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

4 Oktober 2022

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

Sarwo Edhie dan pasukannya bertugas menumpas kelompok G30S dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu dianggap bertanggung jawab terhadap G30S.

Baca Selengkapnya