TEMPO Interaktif, Jakarta: MA Rachman menyerahkan jabatannya sebagai Jaksa Agung kepada penggantinya Abdul Rahman Saleh di Gedung Kejaksaan Agung Jakarta, Kamis (21/10) sore. Pada acara serah terima ini, hanya fotografer dan juru kamera yang diperbolehkan meliput. Sementara wartawan tulis hanya bisa mendengar dari pengeras suara di luar ruangan. Ketika memberikan sambutan, suara Rachman terbata-bata. Dia berpesan kepada pejabat yang baru agar menanyakan hal-hal teknis kepada Jaksa Agung muda. Hal ini perlu dilakukan, kata dia, agar Abdul Rahman tidak keliru memberitakan yang justru memojokan Kejaksaan. "Saya minta pemberitaan cover both side untuk kepentingan nasional," ujarnya. Dalam sambutannya, Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh memberikan penghargaan atas kinerja Rachman. "Semoga Pak MA Rachman diberi kesehatan dan tetap produktif di masa purna bhakti," katanya. Diakui Abdul Rahman, tugas sebagai Jaksa Agung merupakan tugas berat dan menantang. Pasalnya, harapan publik sangat tinggi terhadap Jaksa Agung. Bahkan, katanya, dalam Kabinet Indonesia Bersatu ini banyak pihak mengatakan keberhasilan pemerintah dilihat dari keberhasilan kinerja Jaksa Agungnya. "Publik semakin tinggi menaruh harapan terhadap Kejaksaan," kata Abdul Rahman. Karena itu, dia mengajak seluruh jajaran Kejaksaan di tanah air bisa menjawab harapan dan tantangan publik dengan kerja keras, instropeksi yang dalam dan upaya yang tidak kenal lelah memperbaiki diri. Abdul Rahman memahami kehadiran Jaksa Agung dari luar Kejaksaan seperti dirinya, ditanggapi sikap pro dan kontra. Namun, ia meminta agar reaksi ini ditinggalkan jauh-jauh sejak dirinya masuk memegang pucuk pimpinan Kejaksaan. Justru yang penting, kata dia, menjawab harapan masyarakat yang telah dipesankan Presiden. Yakni, menegakan hukum secara profesioanl dan tidak diskriminatif terutama kasus-kasus yang menarik perhatian masyarakat khususnya korupsi dan pembenahan internal organisasi Kejaksaan agar bisa mendapatkan kepercayaan publik yang optimal. Ditegaskan Rahman, tugas pertamanya sebagai Jaksa Agung ingin memegang sikap profesional dan integritas. Dia meyakini jika kedua hal itu dilakukan konsisten, maka Kejaksaan bisa mewujudkan perannya sebagai penegak hukum yang profesional dan tidak pandang bulu. Dalam minggu pertama ini, dia memohon bawahannya agar menyampaikan secara jujur persoalan yang ada di Kejaksaan. Istiqomatul Hayati?Tempo