Profil I Nyoman Gde Antara, Rektor Udayana Tersangka Kasus Korupsi SPI
Reporter
Tempo.co
Editor
Naufal Ridhwan
Selasa, 14 Maret 2023 14:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Universitas Udayana (Unud), Bali I Nyoman Gde Antara menjadi tersangka korupsi dana sumbangan mahasiswa baru. Dia diduga korupsi dana Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) mahasiswa baru Universitas Udayana Jalur Mandiri pada 2018/2019 sampai 2022/2023.
Kasus ini diungkap oleh penyidik TIndak Pidana Khusus Kejati Bali sejak 24 Oktober 2022. Sudah empat orang ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi tersebut.
Tiga orang lainnya ditetapkan tersangka sejak 12 Februari 2023, yakni IKB, IMY, dan NPS. Sedangkan I Rektor Udayana Nyoman Gde Antara ditetapkan sebagai tersangka pada 8 Maret lalu
"Berdasarkan alat bukti yang ada, penyidik menemukan keterlibatan tersangka baru sehingga pada 8 Maret 2023 penyidik pada Kejaksaan Tinggi Bali menetapkan kembali satu orang tersangka, yaitu Prof. Dr. INGA," kata Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Bali Agus Eka Sabana Putra di Denpasar, Bali, Senin, 13 Maret 2023.
INGA ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan alat bukti berupa keterangan saksi-saksi, keterangan ahli dan surat, serta alat bukti petunjuk. Eka menuturkan penyidik menyimpulkan Rektor Universitas Udayana diduga ikut berperan dalam tindak pidana korupsi dana SPI mahasiswa baru Seleksi Jalur Mandiri Universitas Udayana Tahun Akademik 2018 sampai dengan 2022.
Rektor Udayana Bantah SPI Mengalir ke Rekening Staf
Rektor Universitas Udayana Bali I Nyoman Gde Antara kemarin diperiksa selama 9 jam oleh penyidik Kejaksaan Tinggi Bali. Selesai pemeriksaan, Gde Antara menyatakan dirinya akan tetap menghormati proses hukum yang tengah berjalan, meski kini dirinya kini berstatus sebagai tersangka kasus dugaan korupsi dana sumbangan pengembangan institusi seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri.
"Pada prinsipnya, kami Universitas Udayana menghormati proses hukum dan kewenangan penyidik. Saya pelajari dulu status saya," ujar dia kemarin.<!--more-->
Gde Antara membantah dana sumbangan pengembangan institusi (SPI) mengalir ke rekening milik tiga staf rektorat Unud yang kini statusnya sebagai tersangka oleh Penyidik Kejaksaan Tinggi Bali.
"Sebetulnya SPI dibikinkan sesuai regulasi, yang kedua sistem itu tidak menentukan kelulusan dan yang paling penting adalah tidak ada mengalir ke para pihak atau staf kami. Kami yakin ke staf kami tidak ada. Itu semuanya mengalir ke kas negara," kata Gde Antara menjawab pertanyaan wartawan usai keluar dari ruangan penyidik Pidana Khusus Kejati Bali, di Denpasar, Senin.
Dia mengatakan pungutan sumbangan pengembangan institusi di lingkungan Universitas Udayana telah berjalan sesuai dengan prosedur hukum yang ada sehingga tidak ada alasan bagi dia untuk menghindari panggilan penyidik.
Profil Rektor Udayana, Sempat Duduki Jajaran Pimpinan Unud
Dilansir laman resmi Unud, I Nyoman Gde Antara terpilih sebagai Rektor Unud periode 2021-2025 yang diputuskan melalui Rapat Senat Unud dengan perolehan 81 suara dari total 122 suara. Prof. Antara juga sempat menduduki posisi strategis di jajaran Pimpinan Universitas yakni sebagai Ketua Internasional Office, Ketua LPPM dan Wakil Rektor Bidang Akademik.
Setelah dilantik, Antara menyampaikan terima kasih kepada Raka Sudewi, Rektor Universitas Udayana sebelumnya yang memberikan banyak pembelajaran. Menurutnya, tantangan Unud sekarang adalah harus melanjutkan apa yang sudah ia capai dan tingkatkan di waktu mendatang.
Antara juga berterima kasih kepada seluruh sivitas akademika di internal Universitas Udayana dari proses awal sampai puncaknya pelantikan Rektor atas segala kontribusinya. Ia berharap agar ke depan kehadiran Universitas Udayana di tengah-tengah masyarakat bisa lebih dirasakan. Ia juga berharap agar Universitas Udayana bisa menjalankan visi misinya untuk memberikan kesempatan belajar, akses pendidikan tinggi kepada masyarakat.
Antara menyampaikan targetnya dalam mengemban jabatan rektor ke depan. Pertama, mengubah tampilan Universitas Udayana khususnya di Kampus Bukit sehingga Universitas Udayana dengan Kampus Bukitnya bisa bertransformasi menjadi kampus yang memadai, memiliki ekosistem pendidikan yang bermutu. Dengan kondisi ini, ia berharap dapat melahirkan sumber daya manusia yang unggul, berkepribadian, dan yang penting adalah berkontribusi pada pembangunan baik di Bali maupun Nasional.
RIANI SANUSI PUTRI | NAUFAL RIDHWAN ALY
Pilhan Editor: Segini Harta Kekayaan Rektor Udayana yang Diduga Rugikan Negara Rp 443,9 Miliar