Partai Pelita Belum Pikirkan Koalisi, Din: Fokus ke Verifikasi Administrasi
Reporter
Antara
Editor
Juli Hantoro
Selasa, 17 Mei 2022 05:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Pelita belum memikirkan soal koalisi dengan partai lain di Pemilu 2024. Menurut Ketua Majelis Permusyawaratan Partai Pelita Din Syamsuddin, mereka masih fokus pada verifikasi administrasi dan faktual untuk menjadi partai politik peserta Pemilu 2024.
"Setelah dinyatakan lolos sebagai peserta pemilu, boleh nanti kami berpikir lain, termasuk persoalan koalisi," kata Din kepada wartawan setelah memberikan sambutan di acara Rapat Kerja Nasional Partai Pelita Tahun 2022 di Ancol, Jakarta, Senin, 16 Mei 2022.
Ketua Umum Partai Pelita Beni Pramula menyampaikan hal yang sama. Menurut dia, untuk menyukseskan verifikasi itu, mereka kini tengah memaksimalkan upaya rekruitmen kader partai dan pemilih.
"Rakernas ini momentum mempertebal kepercayaan diri di daerah untuk melaksanakan rekrutmen pemilih dan kader dari seluruh lapisan masyarakat untuk menyukseskan verifikasi faktual dan administrasi Partai Pelita sebagai peserta Pemilu 2024," kata dia.
Mengenai koalisi, Din Syamsuddin mengatakan ada dua pertimbangan dalam menentukan partai politik yang patut diajak berkoalisi. Di antaranya, kata Din, adalah partai politik yang berpegang teguh pada Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 serta mengindahkan nilai-nilai etika dan moral politik berdasarkan agama ataupun budaya bangsa.
Pelita, lanjut dia, terbuka dan membuka diri untuk berkolaborasi ataupun berkoalisi, baik dengan partai-partai politik lama maupun baru (dibentuk), selama tetap berpegang teguh pada Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 secara murni serta konsekuen.
"Mereka juga patut mengindahkan nilai-nilai etika dan moral politik berdasarkan agama ataupun budaya bangsa. Di luar itu, chemistry kami tidak cocok," kata Din.
Soal calon presiden...
<!--more-->
Terkait dengan pengusungan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dalam Pemilu 2024, Din mengatakan bahwa Partai Pelita akan menjaring tokoh-tokoh bangsa yang bersifat presidential like.
"Kami akan menjaring tokoh-tokoh bangsa, baik yang sudah masuk survei maupun belum, yang bersifat presidential like atau memenuhi syarat sebagai capres ataupun cawapres," kata dia.
Di samping itu, kata dia, MPP Partai Pelita pun berkemungkinan mendorong DPP Partai Pelita untuk membentuk konvensi atau seleksi bagi capres dan cawapres yang akan diusung oleh Partai Pelita.
Motif Utama Kelahiran Partai Pelita
Din Syamsuddin mengatakan, motif utama kelahiran Partai Pelita adalah untuk memperbaiki kerusakan struktural maupun moral yang terjadi dalam kehidupan kenegaraan di Tanah Air. Ia menyebut kerusakan ini jelas-jelas menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945.
"Tentu panjang penjelasannya," kata Din dalam acara rapat kerja nasional (rakernas) Partai Pelita di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Pusat, Senin, 16 Mei 2022.
Pertama, Din mencontohkan sistem politik yang diterapkan Indonesia saat ini. Jika dikaitkan dengan sile keempat Pancasila, kata dia, maka kesimpulannya adalah jauh panggang dari api.
Kedua sistem perekonomian yang melahirkan kesenjangan dan oligarki ekonomi yang bersekongkol dengan oligarki politik. Akhirnya, kata dia, berkembanglah kleptokrasi di ranah pemerintahan.
"Adanya segelintir orang yang diberi amanah jabatan, tetapi digunakan untuk menjarah aset nasional, inilah kerusakan struktural yang harus kita ubah," kata dia.
Partai Pelita merupakan partai politik baru yang dideklarasikan oleh Din, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Senin 28 Februari 2022. Partai ini telah mengantongi Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum dari Kementerian Hukum dan HAM.
Baca juga: Din Syamsuddin Bilang Partai Pelita Lahir untuk Perbaiki Kerusakan Struktural
ANTARA/FAJAR PEBRIANTO