Insiden di Desa Wadas, Amnesty Sebut Jokowi dan Ganjar Harus Tanggung Jawab

Jumat, 11 Februari 2022 06:02 WIB

Anggota TNI berada di Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu, 9 Februari 2022. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang berkunjung ke Desa Wadas menjelaskan duduk perkara rencana pembangunan waduk atau Bendungan Bener yang merupakan salah satu proyek strategis nasional pemerintah pusat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Amnesty Internasional, Usman Hamid, menilai pengerahan pasukan berlebihan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah harus dipertanggungjawabkan. Pasalnya aparat terlihat melakukan tindakan represif terhadap warga setempat.

“Kami menilai bahwa pengerahan pasukan itu merupakan tanggung jawab pimpinan pemerintah pusat dalam hal ini Presiden Jokowi, Menteri, dan juga pemerintah daerah yaitu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo,” ujar dia dalam konferensi pers virtual, Kamis, 10 Februari 2022.

Alasannya, Usman melanjutkan, karena pengerahan pasukan itu adalah respon terhadap surat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tanggal 3 Februari. Juga surat Kementerian Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional (ATR/ BPN) tanggal 4 Februari, tentang permohonan personel pengamanan pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi di Desa Wadas.

Jadi, kata Usman, kebijakan kementerian tersebut ditambah dengan kebijakan permintaan pengamanan. Misalnya dari BPN kepada Kapolda dan juga Kebijakan Gubernur yang merupakan penjabaran dari kebijakan di tingkat pusat tentang percepatan penanganan proyek strategis nasional untuk Bendungan Bener.

“Jadi Presiden Jokowi dan Gubernur Ganjar harus bertanggung jawab atas pengerahan pasukan yang berlebihan dan segala dampak ikutannya yang melanggar prinsip pemolisian yang demokrastis, kaidah negara hukum dan penghormatan HAM,” katanya lagi.

Advertising
Advertising

Selain itu, Amnesty Internasional juga meminta agar semua warga yang ditangkap harus dibebaskan, dan yang dikenakan pasal harus dicabut. Karena tidak sesuai dengan prosedur hukum acara pidana, juga tidak ada bukti mereka melakukan tindakan kriminal.

“Harus dicabut pasal yang berbahaya seperti pasal 14-15 UU Nomor 1 tahun 1946 karena itu bisa membuat mereka ditahan mengingat ancaman hukumannya bisa mencapai 10 tahun,” tutur Usman.

Menurut Usman, negara wajib memberikan rehabilitasi nama baik kepada mereka yang ditangkap termasuk dari pihak LBH Yogyakarta yang dipukul dan dihalangi atau seniman yang juga ikut ditangkap. Selain itu, dia juga meminta agar menarik pasukan dari Desa Wadas agar warga bisa kembali berkegiatan normal, bertani, memberi makan ternak, beribadah, bersosialisai, dan bermain untuk anak-anak.

Usman juga meminta agar menghentikan pencarian warga yang kini berusaha menyelamatkan diri, hentikan pencarian dengan cara yang tidak perlu seperti menggunakan anjing pelacak, dan hentikan segala bentuk intimidasi terhadap warga. Tindaklah pelaku yang terlibat dan usutlah tindakan gangguan internet atau gangguan telepon seluler dan peretasan media sosial.

“Negara wajib secara konstitusional untuk menjamin hak warganya, termasuk warga Wadas untuk menyampaikan pendapat, termasuk menjamin keselamatan mereka,” ujar dia sambil menambahkan meskipun mereka berbeda pandangan dengan pemerintah yaitu menolak pembangunan Bendungan Bener dan aktivitas pertambangan.

Sebelumnya, ratusan polisi mendatangi Desa Wadas pada Selasa lalu. Mereka tiba untuk mengawal pengukuran tanah yang akan dijadikan area penambangan batuan andesit. Batuan andesit ini akan menjadi material utama pembangunan Bendungan Bener. Belakangan, polisi malah menangkapi warga Wadas yang sejak awal menolak rencana penambangan tersebut karena berpotensi merusak lingkungan.

Baca juga: Koalisi Serius Revisi UU ITE Desak Polisi Bebaskan 3 Warga Desa Wadas

Berita terkait

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

4 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

Warga Digusur untuk Bangun IKN, Koalisi Masyarakat Sipil Kalimantan Timur Teringat Rezim Orde Baru dan Penjajahan Belanda

50 hari lalu

Warga Digusur untuk Bangun IKN, Koalisi Masyarakat Sipil Kalimantan Timur Teringat Rezim Orde Baru dan Penjajahan Belanda

Koalisi Masyarakat Sipil Kalimantan Timur mengeluarkan lima tuntutan atas pembangunan IKN yang mengambil hak tanah masyarakat adat dan lokal.

Baca Selengkapnya

Ganjar Tak Khawatir Konflik Wadas Dibahas di Debat Cawapres Malam Ini: Jadi Ajang Klarifikasi

21 Januari 2024

Ganjar Tak Khawatir Konflik Wadas Dibahas di Debat Cawapres Malam Ini: Jadi Ajang Klarifikasi

Ganjar memastikan Mahfud MD siap bila ditanya soal konflik Wadas pada debat keempat Pilpres 2024 nanti malam.

Baca Selengkapnya

Ganjar Pranowo Siap Jika Konflik Wadas Dibahas di Debat Cawapres

21 Januari 2024

Ganjar Pranowo Siap Jika Konflik Wadas Dibahas di Debat Cawapres

Ganjar Pranowo menyatakan pihaknya siap jika konflik Wadas dipertanyakan dalam debat cawapres yang akan berlangsung nanti malam.

Baca Selengkapnya

TPN Ganjar-Mahfud Klaim Tidak Ada Konflik di Wadas, Warga Sudah Terima Ganti Rugi

21 Januari 2024

TPN Ganjar-Mahfud Klaim Tidak Ada Konflik di Wadas, Warga Sudah Terima Ganti Rugi

Karaniya Dharmasaputra, mengklaim konflik penambangan batuan andesit di Wadas, Jawa Tengah, sudah selesai.

Baca Selengkapnya

TPN Sebut Mahfud Md Siap Lahap Isu Wadas jika Mengemuka di Debat Cawapres

21 Januari 2024

TPN Sebut Mahfud Md Siap Lahap Isu Wadas jika Mengemuka di Debat Cawapres

Sonny Keraf, mengatakan calon wakil presiden Mahfud Md. siap menjawab isu proyek penambangan batuan andesit di Wadas, Jawa Tengah

Baca Selengkapnya

TKN Bilang Gibran Tak Tertarik Bahas Konflik Wadas di Debat Cawapres Besok

20 Januari 2024

TKN Bilang Gibran Tak Tertarik Bahas Konflik Wadas di Debat Cawapres Besok

Erwin menyebut Gibran tidak akan menyerang dengan isu-isu sensitif lawan.

Baca Selengkapnya

TPN Ganjar-Mahfud Minta Konflik Wadas dan Food Estate Dibahas di Debat Cawapres Besok

20 Januari 2024

TPN Ganjar-Mahfud Minta Konflik Wadas dan Food Estate Dibahas di Debat Cawapres Besok

Debat cawapres besok bertema pembangunan berkelanjutan, Sumber Daya Alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa.

Baca Selengkapnya

Agraria Jadi Salah Satu Tema Debat Cawapres: Ingat Konflik Agraria di Wadas, Kendeng, dan Pulau Rempang

16 Januari 2024

Agraria Jadi Salah Satu Tema Debat Cawapres: Ingat Konflik Agraria di Wadas, Kendeng, dan Pulau Rempang

Konflik Agraria akibat PSN masih menjadi permasalahan serius. Ingat Konflik Agraria di Wadas, Kendeng, dan Pulau Rempang.

Baca Selengkapnya

Kongres Penyintas Rezim Jokowi Serukan Tak Pilih Capres Pelanggar HAM

16 Januari 2024

Kongres Penyintas Rezim Jokowi Serukan Tak Pilih Capres Pelanggar HAM

Kongres Penyintas Rezim Jokowi menyerukan kepada publik agar menempatkan kasus pelanggaran HAM sebagai pertimbangan warga negara dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya