Prabowo: Rupiah Melemah karena Kekayaan di Tangan Asing

Sabtu, 8 September 2018 16:20 WIB

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menghadiri ulang tahun mantan Panglima TNI, Djoko Santoso, di rumah Djoko, Jalan Bambu Apus Raya, Cipayung, Jakarta Timur, 8 September 2018. Tempo / Friski Riana

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden, Prabowo Subianto, mengatakan negara Indonesia sedang terancam dari pelbagai aspek. Salah satunya, kata Prabowo, pelemahan rupiah terhadap dolar. "Semua indikator Indonesia terancam. Rupiah melemah, itu tandanya ekonomi lemah," kata Prabowo dalam sambutannya di acara ulang tahun Djoko Santoso, Jalan Bambu Apus Raya, Cipayung, Jakarta Timur, pada Sabtu, 8 September 2018.

Baca: Prabowo Sebut Masalah Ekonomi Lebih Penting Ketimbang Timses

Prabowo mengatakan, ekonomi Indonesia lemah karena kekayaan negara tidak berada di tangan rakyat. "Tapi di tangan orang-orang asing, orang-orang yang tidak setia kepada Pancasila, NKRI, dan Tanah Air," kata dia. "Jadi sebagai prajurit untuk apa dulu berjuang mempertahankan kemerdekaan, untuk melihat negara dikuasai oleh bangsa lain."

Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Sandiaga, Djoko Santoso, juga mengatakan bahwa negara saat ini menghadapi sebuah ancaman berat. Menurut Djoko Santoso, perjuangan kali ini bukan lah angkat senjata. Menurut dia, jika melihat dari ancaman yang ada justru datang dari nonmiliter.

Djoko mengatakan, Prabowo Subianto sudah pernah mengingatkan bahaya yang sedang menghantui Indonesia. Tahun 2030, kata dia, ancaman yang dihadapi ialah satu bencana kebangsaan yang sudah ada di depan mata. Ia mengatakan, ada tujuh langkah untuk menyelamatkan negara dari ancaman tersebut.

Advertising
Advertising

Tanpa merinci satu per satu langkah tersebut, Djoko Santoso menyebutkan langkah ketujuh yaitu memilih pemimpin yang pancasilais. Maksudnya adalah pemimpin yang mampu menginspirasi rakyat untuk bersatu, bangkit, bergerak, dan bisa berubah.

Baca juga: Politikus Gerindra Bakal Deklarasikan Tagar #2019PrabowoPresiden

Menurut Djoko, bangsa Indonesia bisa punah jika tidak memilih pemimpin yang benar. Di sisi lain, dia mengatakan semua pihak harus menghormati Presiden Joko Widodo atau Jokowi. "Kita harus menghormati Pak Jokowi karena beliau sudah capek empat tahun. Tapi kalau kebenaran, lumayan Pak. Capek tinggal kebenaran lagi, karena salah mengurus ya? Kita harus memilih yang benar. Kalau tidak benar memilih maka bangsa Indonesia ini bisa punah," kata ketua tim pemenangan Prabowo ini.

Berita terkait

Beda Sikap Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

9 jam lalu

Beda Sikap Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

Wacana penambahan jumlah kementerian di kabinet Prabowo perlu kajian ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rencana Penambahan Jumlah Kementerian Kabinet Prabowo Masih Terus Digodok

11 jam lalu

Rencana Penambahan Jumlah Kementerian Kabinet Prabowo Masih Terus Digodok

Prabowo berencana menambah jumlah pos kementerian di kabinetnya, mengingat gemuknya koalisi partai pendukung.

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

11 jam lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis akan Disalurkan 3-5 Kali Tiap Pekan

11 jam lalu

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis akan Disalurkan 3-5 Kali Tiap Pekan

Mulai berjalan 2025, Bappenas perkirakan program makan siang gratis akan disalurkan sebanyak 3-5 kali dalam seminggu

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

13 jam lalu

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

Jokowi mengumpulkan menteri dan kepala lembaga negara di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu siang. Bahan soal anggaran operasi khusus Papua.

Baca Selengkapnya

Ganjar Putuskan Jadi Oposisi, Guntur Romli: Itu Suasana Kebatinan di PDIP

19 jam lalu

Ganjar Putuskan Jadi Oposisi, Guntur Romli: Itu Suasana Kebatinan di PDIP

Politikus PDIP, Guntur Romli, mengatakan pilihan Ganjar Pranowo yang mutuskan jadi oposisi pemerintahan Prabowo bukan sikap resmi partainya.

Baca Selengkapnya

Gibran Ungkap Adanya Pembahasan Soal Kementerian Makan Siang Gratis

19 jam lalu

Gibran Ungkap Adanya Pembahasan Soal Kementerian Makan Siang Gratis

Gibran mengungkapkan bahwa pihaknya sempat membahas soal adanya kementerian yang mengurus makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Bappenas Sebut Program Makan Siang Gratis Dijalankan Tahun Depan, Bujet Rp 20 Ribuan per Anak

20 jam lalu

Bappenas Sebut Program Makan Siang Gratis Dijalankan Tahun Depan, Bujet Rp 20 Ribuan per Anak

Deputi Bappenas memastikan program makan siang gratis akan mulai berjalan mulai tahun 2025 dengan bujet Rp 20 ribuan per anak.

Baca Selengkapnya

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

20 jam lalu

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

Waketum Kadin Indonesia Bidang Perindustrian, Bobby Gafur Umar, menyebut bahwa ketersediaan air harus jadi perhatian pemerintah.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Pengamat Sebut Kontra dengan Narasi Rekonsiliasi

20 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Pengamat Sebut Kontra dengan Narasi Rekonsiliasi

Pernyataan Luhut disebut kontra dengan narasi rekonsiliasi dan gotong royong membangun Indonesia yang terus digaungkan Prabowo.

Baca Selengkapnya