Aktivis Ingatkan Jokowi Soal 3 Kasus Pelanggaran HAM di Papua

Rabu, 1 Agustus 2018 06:32 WIB

Kasus Wamena dan Wasior Akan Diselesaikan Secara Politik

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Papua Yan Christian Warinussy meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak menggadaikan persoalan pelanggaran HAM di Tanah Papua demi kepentingan pencalonan di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019.

Baca juga: Kapolda Papua Jelaskan Serangan ke Kelompok Bersenjata di Nduga

"Hal ini saya tegaskan terkait adanya beberapa langkah Presiden Jokowi melalui para pembantunya untuk mendorong penyelesaian kasus-kasus dugaan pelanggaran HAM di Tanah Papua yang sudah berlangsung lama dan tidak pernah memperoleh penyelesaian secara hukum," kata dia dalam siaran persnya di Manokwari, Papua Barat, Selasa 31 Juli 2018.

Yan yang pernah meraih penghargaan internasional di bidang HAM, John Humphrey Freedom Award Tahun 2005, memberi catatan khusus terhadap tiga kasus besar yang senantiasa menjadi isu utama dalam konteks perlindungan HAM di Tanah Papua.

Tiga masalah itu adalah kasus Wasior (2001), kasus Wamena (2003) dan kasus Enarotali-Paniai (2014).

Advertising
Advertising

"Dalam hal ini saya ingin memberikan catatan bahwa ketiga kasus tersebut adalah kasus yang sudah masuk dalam kategori kasus pelanggaran HAM berat berdasarkan amanat pasal 7, pasal 8 dan pasal 9 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM.

Peristiwa Wasior yang terjadi pada 13 Juni 2001 dipicu terbunuhnya lima anggota Brimob dan satu orang sipil di perusahaan PT Vatika Papuana Perkasa. Aparat yang mencari pelaku diduga melakukan tindakan kekerasan, berupa penyiksaan, pembunuhan dan penghilangan paksa.

Baca juga: Bupati Nduga Papua Minta Aparat Tak Lakukan Serangan dari Udara

Adapun Peristiwa Wamena terjadi pada 4 April 2003. Saat masyarakat Wamena merayakan Paskah, aparat kemanan melakukan penyisiran terhadap 25 kampung setelah sebelumnya sekelompok massa tak dikenal membobol gudang senjata Markas Kodim 1702 Wamena. Dua prajurit TNI saat itu tewas.

Penyisiran anggota TNI itu mengakibatkan sembilan orang tewas, dan 38 luka berat.

Terakhir Peristiwa Paniai yang terjadi pada 8 Desember 2014. Peristiwa yang dipicu penahanan terhadap mobil anggota TNI ini mengakibatkan 4 orang tewas di tempat, dan satu orang meninggal di rumah sakit.

Yan mengatakan ketiga kasus di Papua tersebut harus diselesaikan berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku di Indonesia. Jika tidak, maka dapat didesak untuk diselesaikan lewat pengadilan HAM internasional.

Baca juga: TNI Tak Mengejar Kelompok Bersenjata di Nduga Papua

"Seharusnya Jokowi mendesak Jaksa Agung Republik Indonesia sebagai penanggung jawab utama dalam penyidikan atas ketiga kasus tersebut agar dapat ikut aktif membantu dengan membentuk tim penyidik yang permanen bagi kepentingan penyelesaian hukum atas kasus Wasior, Wamena dan Paniai tersebut."

Berita terkait

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

52 menit lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

3 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Rampas Ponsel dan Laptop Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang, Warga Disebut Bersembunyi ke Hutan

3 jam lalu

TPNPB-OPM Rampas Ponsel dan Laptop Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang, Warga Disebut Bersembunyi ke Hutan

TPNPB-OPM mendatangi jemaat gereja di Distrik Borme, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, pada Ahad, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

3 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

3 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

4 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

4 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

5 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

6 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

7 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya