Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kapolda Papua Jelaskan Serangan ke Kelompok Bersenjata di Nduga

Reporter

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Kepala Polisi Daerah Papua Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar. Tempo/Syafiul Hadi
Kepala Polisi Daerah Papua Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar. Tempo/Syafiul Hadi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar membantah kabar yang menyatakan tidak adanya koordinasi antara TNI-Polri dan Pemerintah Kabupaten Nduga, Papua, dalam melakukan penyerangan di kampung Angguru. Kampung tersebut diduga telah diduduki kelompok bersenjata.

"Saya sudah rapat dengan Bupati Nduga, bersama Gubernur dan Panglima Kodam (Pangdam)," ujar Boy melalui pesan pendek, Kamis, 12 Juli 2018.

Baca juga: Polisi Hilang Pasca-Pilkada Papua, Polda Turunkan 100 Personel

Polisi, kata Boy, terus melakukan pengejaran terhadap kelompok bersenjata yang diduga membunuh tiga warga sipil dan satu orang anak di Keneyam. "Apa kita harus tunggu korban lebih banyak lagi? Mohon jangan terpengaruh propaganda kelompok tersebut," katanya.

Sebelumnya, rangkaian penyerangan di sekitar penyelenggaraan pilkada serentak 2018 ini disebut sengaja dilakukan untuk menunjukkan eksistensi kelompok bersenjata tersebut. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan kelompok tersebut sengaja melakukan aksi untuk mengacaukan pelaksanaan pilkada di Papua.

"Artinya, mereka memanfaatkan momen ini untuk mengganggu dan menunjukkan eksistensi mereka. Semua tahu orang sibuk dengan pilkada, maka mereka melakukan kegiatan agar mereka dikenal dan eksis," ujar Setyo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat ini, aparat gabungan TNI-Polri masih melakukan pengejaran terhadap kelompok bersenjata tersebut. Jumlah personel keamanan juga terus ditambah.

Sebelum pilkada, kelompok bersenjata melakukan penembakan terhadap pesawat Trigana Air di Bandara Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, pada 25 Juni 2018. Pesawat tersebut mengangkut logistik pilkada dan 15 personel Brimob Polri.

Baca juga: Petugas Menemukan Satu Lagi Jenazah Polisi yang Hilang di Papua

Dalam peristiwa itu, kelompok tersebut menembaki warga di sekitar Bandara Kenyam dan menewaskan tiga warga sipil serta melukai satu anak. Aksi tersebut telah mengakibatkan ditundanya pelaksanaan pemungutan suara di Kabupaten Nduga.

Kemudian, penembakan dikabarkan kembali terjadi di sekitar Bandara Nduga, Rabu, 27 Juni 2018. Kelompok bersenjata melakukan penembakan tak terarah. Tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut. Masih di hari yang sama, kelompok bersenjata menembaki warga dan aparat di Distrik Torere, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Dua anggota Polri dan kepala distrik yang membawa surat suara tewas ditembak.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Trigana Air Buka Kembali Penerbangan ke Oksibil Papua Setelah Dinyatakan Aman

7 jam lalu

Sebuah pesawat Trigana Air ditembak oleh anggota kelompok separatis Papua saat lepas landas dari Bandara Dekai di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Pegunungan Papua, pada Sabtu (11/3/2023), menurut polisi. (ANTARA/Evarukdijati)
Trigana Air Buka Kembali Penerbangan ke Oksibil Papua Setelah Dinyatakan Aman

Deputy Area Manager Papua Trigana Air Ahmad Irwan Rochendi mengatakan penerbangan kembali Jayapura-Oksibil masih menunggu "safety clearance".


Serangan Bersenjata di Nigeria Tewaskan 14 Orang dan 60 Orang Diculik

1 hari lalu

Salah satu gadis korban penculikan Boko Haram bersama kerabatnya di Dapchi, Nigeria,  21 Maret 2018. Para siswi yang dibebaskan berusia antara 11-19 tahun. AP/Jossy Ola
Serangan Bersenjata di Nigeria Tewaskan 14 Orang dan 60 Orang Diculik

Serangan bersenjata yang meluas di Nigeria pada akhir pekan lalu menewaskan 14 orang dan 60 orang lainnya diculik.


TNI - Polri Tangkap Anggota KKB dan 3 Senjata Rakitan di Bintuni

2 hari lalu

Ilustrasi TNI. ANTARA
TNI - Polri Tangkap Anggota KKB dan 3 Senjata Rakitan di Bintuni

"Setelah diperiksa, anggota KKB itu akan diserahkan ke Polres Bintuni untuk diproses lebih lanjut," ujar Suriastawa.


Yusril Yakini Prabowo Bisa Selesaikan Masalah di Papua, Ini Alasannya

2 hari lalu

Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra memimpin Tasyukuran Milad Partai Bulan Bintang di Markas Besar Partai Bulan Bintang, Jakarta, Senin, 17 Juli 2023. Acara tersebut digelar dalam rangka memperingati berdirinya Partai Bulan Bintang ke-25. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Yusril Yakini Prabowo Bisa Selesaikan Masalah di Papua, Ini Alasannya

Yusril Ihza Mahendra optimistis calon presiden Prabowo Subianto mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di Papua


CPNS PPATK 2023: Formasi, Syarat, dan Unit Penempatannya

3 hari lalu

Logo PPATK. ppatk.go.id
CPNS PPATK 2023: Formasi, Syarat, dan Unit Penempatannya

Ini daftar formasi CPNS PPATK 2023 syarat dan unit penempatan


Anggota OPM Pengendali Logistik Egianus Kogoya Ditangkap Saat Cari Amunisi

5 hari lalu

Anggota TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Operasi Damai Cartenz mengevakuasi sejumlah warga Kampung Alama Nduga, Nduga, Papua Pegunungan, dengan menggunakan helikopter saat tiba di Bandara Timika, Papua Tengah, Papua, Senin, 20 Februari 2023. Sedikitnya 18 warga dievakuasi dan diungsikan ke Mimika imbas dari ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KBB) pimpinan Egianus Kogoya di wilayah Nduga. ANTARA FOTO/HO-Humas Ops Damai Cartenz
Anggota OPM Pengendali Logistik Egianus Kogoya Ditangkap Saat Cari Amunisi

Faizal mengungkapkan Altau merupakan orang kepercayaan Egianus Kogoya sebagai pengendali logistik, khususnya amunisi.


Pleidoi Lukas Enembe: Saya adalah Gubernur Papua yang Clean and Clear

5 hari lalu

Mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe, kembali menjalani pemeriksaan, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 19 September 2023. Lukas Enembe, telah dituntut pidana penjara badan selama 10 tahun 6 bulan dan pidana denda Rp.1 miliar subsider 6 bulan serta pidana tambahan membayar uang pengganti sebesar Rp.47.833.485.350, kembali ditetapkan sebagai tersangka dalam penyidikan perkara dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang. TEMPO/Imam Sukamto
Pleidoi Lukas Enembe: Saya adalah Gubernur Papua yang Clean and Clear

Lukas Enembe menyebut bahwa dirinya tidak bersalah dan minta dibebaskan dari segala dakwaan menerima gratifikasi.


Koalisi Kemanusiaan untuk Papua Kecam Aksi Polisi yang Geledah Kantor Gereja KINGMI

5 hari lalu

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri berjalan usai mengikuti rapat koordinasi terkait kondisi terkini di Papua pasca penangkapan Gubernur non aktif Lukas Enembe, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 7 Februari 2023. Berdasarkan hasil rapat tersebut, Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan bahwa kondisi Papua aman dan damai pascapenangkapan Lukas Enembe. TEMPO/Imam Sukamto
Koalisi Kemanusiaan untuk Papua Kecam Aksi Polisi yang Geledah Kantor Gereja KINGMI

Kepolisian Daerah Papua mengatakan telah menangkap lima orang saat penggeledahan tersebut.


Momen Presiden Jokowi Diberi Tas Kalung oleh Warga Papua

8 hari lalu

Presiden Jokowi menerima cendera mata dari penerima SK Perhutanan Sosial & Adat dalam puncak Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan Energi Baru Terbarukan (Festival LIKE) di Indonesia Arena, GBK, Jakarta, Senin, 18 September 2023. TEMPO/Subekti.
Momen Presiden Jokowi Diberi Tas Kalung oleh Warga Papua

Jokowi sempat terdiam untuk menerima kalung itu, sebelum dia memakainya sendiri. Setelah Jokowi memakainya, pengunjung yang hadir sempat sorai.


Bantah Bunuh 5 Warga Sipil di Yahukimo, OPM Tuding TNI AL yang Pasang Bom

9 hari lalu

Jenazah warga Papua yang diklaim OPM kena ledakan bom yang dipasang oleh TNI di pinggir Kali Berasa. Foto Dokumentasi OPM.
Bantah Bunuh 5 Warga Sipil di Yahukimo, OPM Tuding TNI AL yang Pasang Bom

OPM menuding lima warga sipil di Yahukimo, Papua, itu tewas kena bom yang dipasang oleh TNI Angkatan Laut.