Kenangan Puan Maharani di Kala Reformasi: Sibuk di Dapur Umum

Reporter

Imam Hamdi

Editor

Juli Hantoro

Senin, 21 Mei 2018 19:19 WIB

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani memberikan sambutan saat Deklarasi Revolusi Mental Dimulai dari Pendidikan di Lapangan Hall Basket, Senayan, Jakarta, 15 Desember 2015. Puan Maharani menyatakan lembaga pendidikan merupakan salah satu wadah untuk membangun Revolusi Mental yang sedang digelorakan di Tanah Air. ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Puan Maharani menceritakan pengalamannya saat reformasi pecah pada Mei 1998. Saat itu usianya menginjak 20 tahun.

Sebagai pemudi yang baru lulus kuliah, Puan mau tidak mau terlibat dan menyaksikan detik per detik proses pelengseran Presiden Soeharto yang telah 32 tahun berkuasa. "Saat reformasi saya mengurusi dapur umum di rumah saya di Kebagusan," kata Puan pada sarasehan nasional keluarga bangsa refleksi 20 tahun reformasi di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin, 21 Mei 2018.

Baca juga: Masih di Akmil Saat Reformasi, AHY: Saat Melihat Kami Tahan Nafas

Ia menuturkan setiap hari banyak orang berada di sekitar rumahnya pada saat itu. Bahkan, Puan sampai tidak bisa keluar rumah karena saking banyaknya orang yang ingin melengserkan kekuasaan Soeharto. "Di depan pagar rumah saya itu terjadi. Saya masih gadis muda, yang tidak bisa keluar rumah (karena banyaknya massa yang unjuk rasa)," ucapnya.

Saat itu, Puan menjadi juru masak untuk hidangan massa yang berkumpul di rumahnya. Puan mengingat bahwa menu yang disediakan hanya ala kadarnya, yakni ikan, tempe, tahu dan sayur sop.

Advertising
Advertising

Sebagai gadis, menurut Puan, dirinya semestinya tidak hanya mengurusi rumah. Namun, reformasi akhirnya membuat dia ikut terlibat meski hanya untuk mengurus dapur umum. "Saat itu masak seberapa pun banyaknya tidak cukup," ujarnya. "Sayurnya asal cemplung. Sop yang airnya banyak atau sayurnya yang banyak."

Puan mengatakan sebagai gadis muda dia mau tidak mau terjun ke politik karena latar belakang keluarganya. "Saya berasal dari keluarga dengan latar belakang politik," ucapnya.

Adapun proses politik yang tidak akan hilang dalam ingatannya adalah peristiwa 27 Juli 1996. Saat itu adalah peristiwa pengambilalihan secara paksa kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia di Jalan Diponegoro 58 Jakarta Pusat yang dikuasai pendukung Megawati Soekarnoputri. Penyerbuan dilakukan oleh massa pendukung Soerjadi, Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan, yang dibantu oleh aparat dari kepolisian dan TNI.

Baca juga: BJ Habibie: Reformasi Sesuai Rencana, Tapi Sasarannya Masih Jauh

Menurut Puan, 20 tahun reformasi saat ini mempunyai arti penting untuk dirinya. Wajah reformasi 20 tahun lalu merupakan teriakan rakyat. "Kemenangan reformasi membawa niat perubahan untuk cita-cita merdeka, yang akhirnya membuat bangsa ini lebih maju dari sebelumnya."

Menurut Puan, saat ini generasi muda mesti terus menjaga semangat reformasi. Adapun ancaman reformasi yang masih sangat besar adalah disintegrasi, korupsi, disorientasi dalam menyentuh pembangunan manusia dan kebudayaannya. "Kita harus membuat bangsa ini lebih maju lagi," ujarnya.

Berita terkait

Puan Maharani Disebut akan Hadiri Kampanye Akbar Andika Perkasa-Hendrar Prihadi

52 menit lalu

Puan Maharani Disebut akan Hadiri Kampanye Akbar Andika Perkasa-Hendrar Prihadi

Dhito juga buka suara soal keterlibatan Puan Maharani dan Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP dalam memenangkan Andika-Hendrar.

Baca Selengkapnya

Puan Minta Pemerintah Fokus Selamatkan Pekerja Sritex: Jangan Sampai Ada PHK

4 hari lalu

Puan Minta Pemerintah Fokus Selamatkan Pekerja Sritex: Jangan Sampai Ada PHK

Ketua DPR, Puan Maharani, meminta agar pemerintah fokus membantu karyawan Sritex supaya tak ada PHK.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua Baleg DPR Sebut Pemberantasan Korupsi Cukup Tanpa UU Perampasan Aset, Kok Bisa?

5 hari lalu

Wakil Ketua Baleg DPR Sebut Pemberantasan Korupsi Cukup Tanpa UU Perampasan Aset, Kok Bisa?

Wakil Ketua Baleg DPR Ahmad Doli Kurnia mengatakan bahwa pemberantasan korupsi cukup tanpa UU Perampasan Aset. Kronologi UU ini yang banyak halangan.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Pernyataan Kontroversial Wamen Perumahan Fahri Hamzah: Soal Kritik KPK, Demo Mahasiswa, dan Oposisi Kritis

6 hari lalu

Rekam Jejak Pernyataan Kontroversial Wamen Perumahan Fahri Hamzah: Soal Kritik KPK, Demo Mahasiswa, dan Oposisi Kritis

Fahri Hamzah menjabat Wakil Menteri Perumahan. Ini rekam jejak pernyataan kontroversialnya selama ini soal kritik KPK, Demo Mahasiswa, oposisi kritis.

Baca Selengkapnya

Megawati Pimpin Langsung Konsolidasi Pilkada PDI-P Jawa Tengah

10 hari lalu

Megawati Pimpin Langsung Konsolidasi Pilkada PDI-P Jawa Tengah

Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, berikan arahan penting untuk memenangkan Pilkada Jawa Tengah 2024.

Baca Selengkapnya

Sederet Kontroversi Menteri-menteri Prabowo setelah Beberapa Hari Dilantik

12 hari lalu

Sederet Kontroversi Menteri-menteri Prabowo setelah Beberapa Hari Dilantik

Sejumlah menteri Presiden Prabowo terlibat dalam kontroversi yang mengundang perhatian publik.

Baca Selengkapnya

Puan: Komisi DPR Baru Mulai Bekerja Efektif Pekan Depan

13 hari lalu

Puan: Komisi DPR Baru Mulai Bekerja Efektif Pekan Depan

Puan Maharani mengatakan, komisi-komisi di DPR baru akan bekerja efektif mulai pekan depan, karena ada mekanisme internal yang harus dilakukan dahulu.

Baca Selengkapnya

Susunan Anggota Komisi I DPR: Ada Utut, Puan hingga Putra Surya Paloh

13 hari lalu

Susunan Anggota Komisi I DPR: Ada Utut, Puan hingga Putra Surya Paloh

Daftar anggota dari masing-masing fraksi untuk Komisi I DPR.

Baca Selengkapnya

DPR Umumkan Pembagian Mitra Kerja Komisi I hingga Komisi XIII

14 hari lalu

DPR Umumkan Pembagian Mitra Kerja Komisi I hingga Komisi XIII

DPR resmi mengesahkan mitra kerja untuk 13 komisi, mulai dari komisi I hingga XIII.

Baca Selengkapnya

PKB Kirim Dua Nama untuk Pimpin Komisi VI dan Komisi VIII DPR RI

14 hari lalu

PKB Kirim Dua Nama untuk Pimpin Komisi VI dan Komisi VIII DPR RI

Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, menyampaikan partainya mengirim dua ketua dan sembilan wakil ketua untuk duduk di kursi komisi DPR RI.

Baca Selengkapnya