PPP: Status Tersangka Setya Novanto Pengaruhi Citra DPR

Reporter

Antara

Rabu, 22 November 2017 09:58 WIB

Ketua DPR Setya Novanto menyampaikan pidato pembukaan masa sidang pada Rapat Paripurna ke-11 di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 November 2017. Rapat Paripurna ini beragendakan pembukaan masa sidang kedua tahun sidang 2017-2018. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menilai status Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto yang ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mempengaruhi kredibilitas dan citra parlemen sebagai institusi yang merepresentasikan kepentingan masyarakat. "Meskipun status Pak Novanto adalah Ketua Umum Golkar, dalam dirinya melekat jabatan Ketua DPR," kata Wakil Sekretaris Jenderal PPP Achmad Baidowi dalam pesan pendeknya di Jakarta, Rabu, 22 November 2017.

PPP, ucap Baidowi, berharap persoalan internal Golkar tidak sampai mengganggu kredibilitas lembaga negara meskipun pergantian Ketua DPR merupakan kewenangan Golkar. PPP menghormati hak politik masing-masing parpol dalam bersikap, tapi kredibilitas lembaga perlu diutamakan. "Saat ini, DPR sedang disorot publik, bahkan secara langsung menyerang personal Pak Novanto," ujarnya.

Baca: Setya Novanto Bungkam, KPK Tetap Bisa...

Anggota Komisi II DPR itu menilai Golkar seharusnya memprioritaskan kepentingan negara, yakni menjaga kredibilitas dan citra lembaga. Menurut dia, jangan sampai ada kesan menghalangi ataupun mengganggu kinerja lembaga negara karena persoalan Ketua DPR.

Setya Novanto dipindahkan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, ke Rumah Tahanan KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, setelah dinyatakan sehat oleh Ikatan Dokter Indonesia.

Setya tiba di gedung KPK sekitar pukul 23.35, Ahad, 19 November 2017, dengan mengenakan rompi oranye. Ia dibawa dengan kursi roda saat turun dari mobil. Ketua Umum Partai Golkar itu ditahan selama 20 hari terhitung sejak 17 November 2017.

Baca juga: Alami Kecelakaan, Setya Novanto: Saya Luka...

Selasa kemarin, beredar surat yang ditandatangani Setya Novanto yang ditujukan kepada pimpinan DPR. Dalam surat itu, Setya menyatakan sedang menghadapi kasus hukum dugaan korupsi proyek kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Setya memohon kepada pimpinan DPR agar memberinya kesempatan untuk membuktikan bahwa dia tidak terlibat kasus itu.

Setya juga meminta pimpinan DPR sementara waktu tidak menggelar sidang Majelis Kehormatan Dewan atas dia sebagai Ketua DPR dan selaku anggota DPR.

Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

6 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

1 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

1 hari lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

2 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

6 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya