TEMPO.CO, Bandung - Ketua Umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla mengatakan, separuh masjid di Indonesia memiliki kualitas akustik dan pengeras suara buruk. “Jemaah tidak bisa mendengar dengan baik apabila imam berbicara atau dai berkotbah karena sound system yang jelek, mengaung-aung,” kata dia saat membuka Musyawarah Wilayah V Dewan Masjid Indonesia Jawa Barat di Bandung, Selasa, 5 November 2013.
Menurut dia, kualitas pengeras suara yang buruk itu mengganggu fungsi masjid untuk memakmurkan masyarakat. Semua kegiatan itu baru bisa berjalan kalau masjid berinteraksi dengan jemaahnya. "Artinya, imam, pengurus, berbicara dapat didengar jemaahnya,” kata Kalla.
Solusinya, kata Kalla, dalam 5 tahun ke depan, DMI menargetkan memperbaiki pengeras suara di 50 ribu masjid di Indonesia. "Dana untuk perbaikan sound system itu dibutuhkan kira-kira Rp 80 miliar per tahun,” kata dia.
Di Indonesia jumlah masjid dan musala tahun ini bakal menembus 800 ribu unit. Dari jumlah tersebut, di Jawa Barat memiliki masjid dan musala terbanyak, mencapai 162 ribu unit. “Karena masjidnya paling banyak se-Indonesia, tentu kita berikan prioritas untuk perbaikan sound system-nya," kata Kalla.
Kalla menambahkan, fungsi masjid tidak sebatas untuk tempat ritual ibadah semata, tapi juga berfungsi utnuk membantu menaikkan kesejahteraan masyarakat. “Kegiatan-kegiatan pendidikan ekonomi kesehatan juga harus didorong di masjid," ucap Kalla.
Ketua Pengurus Wilayah DMI Jawa Barat H.R. Maulani mengatakan, pembenahan kualitas pengeras suara masjid itu bagian dari penguatan upaya pemberdayaan masjid. Soal kualitas pengeras suara masjid yang buruk di Jawa Barat, kata Maulani, justru banyak dialami oleh masjid yang berukuran besar seperti masjid jami, masjid besar kecamatan, dan masjid agung.
Tahap pertama perbaikan kualitas pengeras suara dilakukan di 250 unit masjid yang tersebar di semua kabupaten/kota. "Masjid yang jadi prioritas dibenahi kualitas pengeras suaranya itu diusulkan dari masing-masing pengurus cabang," kata dia.
AHMAD FIKRI