EKSKLUSIF G30S 1965: Pengakuan Penyergap Ketua CC PKI Aidit  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Rabu, 30 September 2015 19:50 WIB

Kelompok mahasiswa di Jakarta tahun 1965 menuntut agar PKI dibubarkan. Kekisruhan politik pada 1965 membuat korban berjatuhan begitu banyak, meski belum ada catatan pasti hingga kini. Masyarakat Indonesia memperingati 49 tahun sudah kekerasan ini yang hingga kini belum ada penyelesaian oleh pemerintah. (BBC)

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang bekas anggota Resimen Para Khusus Angkatan Darat memberikan kesaksiannya kepada Tempo ketika ia menjalankan tugas menangkap Ketua Committee Central Partai Komunis Indonesia Dipa Nusantara Aidit. Demi alasan keselamatannya, dan keluarganya, mantan anggota RPKAD minta namanya tak disebut.


Baca juga:
G30S 1965: Benarkah Intel Amerika Beri Bantuan Pejabat Militer RI
Omar Dani: CIA Terlibat G30S 1965 dan Soeharto yang Dipakai


Ia pensiun dini dari RPKAD untuk melanjutkan kuliah di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pensiunan RPKAD ini--sebut saja Buwono--memberikan testimoni di rumahnya di Jakarta pada Kamis 17 September lalu. Sebagai anggota RPKAD, Buwono bangga mendapatkan tugas untuk memburu DN Aidit. Buat dia, Aidit dan PKI merupakan musuh negara dan rakyat Indonesia.


Buwono menggambarkan, situasi politik Indonesia pada tahun 1965 adalah berada di antara pilihan pahit, membunuh atau dibunuh. Sebagai orang yang berlatar belakang keluarga Masyumi, yang punya sejarah keras bertolak belakang secara politik dengan PKI, Buwono memilih jalan untuk membunuh. “Ini soal pilihan, hidup atau mati, membunuh atau dibunuh,” katanya.

Topik Pilihan: G30S 1965 - Pembunuhan Jenderal

Ketika dipilih menjadi anggota tim untuk memburu dan menyergap Aidit, Buwono merasakan sebagai kehormatan. Sebagai militer yang di bagian intelijen, Buwono menggambarkan, pada 1 Oktober 1965, Aidit lari dari Jakarta terbang ke Yogyakarta, lalu melanjutkan perjalanan darat ke Solo. Kota ini merupakan salah satu basis kuat pendukung PKI.

Pergerakan Aidit dalam pelarian di Solo, kata dia, terpantau oleh TNI AD. Ruang gerak Aidit yang semula lebar dan leluasa di Solo, kemudian terus dipersempit melalui sejumlah operasi dan pengepungan pagar betis tentara. Setelah tentara memastikan Aidit masuk ke rumah simpatisan PKI di Solo, pasukan segera menjepit posisi Aidit. Buwono menyatakan, ia adalah satu dari setidaknya tiga orang yang ditugasi untuk masuk ke rumah persembunyian Aidit. “Saya bersama tiga orang kawan saya, sama-sama dari RPKAD,” kata Buwono.

Baca juga:
G30 S 1965: Benarkah Amerika Bikin Daftar Orang-orang yang Dibunuh?

Kisah Salim Kancil Disetrum, Tak Juga Tewas: Inilah 3 Keanehan

Ia menceritakan, malam itu semua kolong dan almari rumah itu sudah diperiksa, tapi Aidit tak ditemukan. Tapi, Buwono melihat ada yang aneh, satu lemari dipasang dengan posisi agak miring mepet dengan kamar. Di balik lemari itulah, kata Buwono, Aidit bersembunyi dengan cara mengangkat kakinya, bertumpu pada bagian belakang lemari. Sedangkan tubuhnya bertumpu pada dinding rumah yang terbuat dari kayu. “Dugaan saya benar, Aidit ada di belakang lemari itu,” kata Buwono.


Berita terkait

Studi Peminum Ciu di Surakarta, Mayoritas Islam Abangan

48 hari lalu

Studi Peminum Ciu di Surakarta, Mayoritas Islam Abangan

Pemilik pabrik ciu di Surakarta bahkan didapati sudah menjalani ibadah Haji.

Baca Selengkapnya

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

29 November 2023

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.

Baca Selengkapnya

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

20 November 2023

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Gelar Muscab 2023, HDCI Surakarta Komitmen Ikut Promosikan Pariwisata Daerah

21 Oktober 2023

Gelar Muscab 2023, HDCI Surakarta Komitmen Ikut Promosikan Pariwisata Daerah

Promosi pariwisata daerah disebut menjadi bagian tak terpisahkan dari program touring HDCI Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

30 September 2023

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?

Baca Selengkapnya

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

30 September 2023

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.

Baca Selengkapnya

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

29 September 2023

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

Berbagai versi muncul menjadi latar terjadinya peristiwa G30S yang masa orde disebut G30S/PKI. Salah satunya adanya dokumen Gilchrist. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

9 Maret 2023

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

Kostrad mempercayakan Pasukan Tengkorak untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berikut profil salah satu pasukan elite TNI itu.

Baca Selengkapnya

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

4 Oktober 2022

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

Sarwo Edhie dan pasukannya bertugas menumpas kelompok G30S dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu dianggap bertanggung jawab terhadap G30S.

Baca Selengkapnya

Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

3 Oktober 2022

Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

Hari ini 57 tahun silam, pasca G30S, personel RPKAD menemukan sebuah sumur tua di Lubang Buaya area Halim tempat 6 jasa jenderal dan 1 kapten.

Baca Selengkapnya