TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik, Ikrar Nusa Bakti, mengatakan upaya fraksi-fraksi dari Koalisi Merah Putih di Dewan Perwakilan Rakyat untuk mengesahkan Rancangan Undang-Undang Pilkada tidak akan berbuah manis.
Namun dia mengakui jika RUU Pilkada diterapkan, Koalisi Merah Putih berpotensi mendulang banyak kursi kepala daerah. (Baca: Bupati Demokrat: Pilkada Via DPRD, Rakyat Tenang)
Ini karena koalisi itu memiliki jumlah anggota DPRD yang besar dibanding Koalisi Indonesia Hebat di tingkat kabupaten, kota, dan provinsi.
Ikrar mengaku pesimistis Koalisi Merah Putih bisa berbagi kursi kepala daerah dengan adil. "Namanya politik, tak ada kawan abadi. Adanya kepentingan abadi," kata Ikrar saat dihubungi Tempo, Kamis, 11 September 2014.
Menurut dia, dinamika politik di tingkat daerah berbeda dengan tingkat nasional. Koalisi Merah Putih di daerah belum tentu akan akur seperti di tingkat pusat. (Baca: SBY Nilai Perdebatan RUU Pilkada Demokratis)
Walhasil potensi persaingan antarpartai politik Koalisi Merah Putih di daerah cukup tinggi. Bisa saja fraksi antarpartai pendukung Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa ini malah saling sikut memenangkan calon kepala daerah masing-masing.
"Ego dalam satu partai saja tinggi, apa lagi ego berbeda partai," kata Ikrar. Saat ini DPR masih membahas RUU Pilkada yang secara garis besar mengembalikan hak pemilihan kepala daerah dari masyarakat ke DPRD. Fraksi dari Koalisi Merah Putih setuju RUU tersebut disahkan.
Sementara Fraksi PDI Perjuangan dan Hanura menolak RUU Pilkada. Jika RUU Pilkada disahkan, maka Koalisi Merah Putih akan memborong 31 kursi Gubernur. (Baca: Golkar Siapkan Sanksi Terkait RUU Pilkada)
INDRA WIJAYA
Berita Lain
Ahok Mundur dari Gerindra, Ini Kata Jokowi
Ahok: Saya Bukan Kader Gerindra yang Baik
Prabowo Legowo Ahok Keluar dari Gerindra
Berita terkait
Dana Pengawasan Pilkada 2015 di 27 Daerah Masih Bermasalah
22 Agustus 2016
Bawaslu telah meminta Mendagri Tjahjo Kumolo untuk memfasilitasi penyelesaian permasalahan dana hibah pengawasan pilkada 2015.
Baca SelengkapnyaKPU Susun Opsi Verifikasi Dukungan Calon Perseorangan
12 Juli 2016
Hadar bakal meminta bantuan Direktorat Pendudukan dan Catatan Sipil memastikan keberadaan pendukung calon perseorangan.
Baca SelengkapnyaKajian KPK: Ada Calon yang Hartanya Minus Maju di Pilkada
29 Juni 2016
KPK melakukan penelitian dengan mewawancarai 286 calon yang kalah pada pilkada. Ini temuannya.
Baca SelengkapnyaPemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Muna Diwarnai Keributan
19 Juni 2016
Polisi mengevakuasi anggota KPUD Muna keluar dari TPS sambil melepaskan tiga tembakan ke udara.
Baca SelengkapnyaHari Ini Pemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Muna
19 Juni 2016
Ini merupakan pemungutan suara ulang yang kedua kali akibat saling gugat dua pasangan calon kepala daerah.
Baca SelengkapnyaRevisi UU Pilkada, Bawaslu Kini Bisa Periksa Politik Uang
6 Juni 2016
Bawaslu kini bisa memeriksa kasus politik uang dalam pilkada.
Baca SelengkapnyaSyarat Calon Perorangan Dipersulit, Ini Kata Pendukung Garin
6 Juni 2016
Pendukung Garin menilai seharusnya DPR sebagai wakil rakyat membuat aturan yang lebih bermutu.
Baca SelengkapnyaDisahkannya UU Pilkada Dinilai Memicu Potensi Konflik
5 Juni 2016
Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Fadli Ramadhanil menilai, ada persoalan yang akan terjadi seusai DPR mengesahkan UU Pilkada.
Baca SelengkapnyaUndang-Undang Pilkada Akhirnya Disahkan, Ini Reaksi PKS
2 Juni 2016
PKS sebelumnya menilai anggota DPR yang maju ke pilkada tak perlu mundur dari keanggotaan di Dewan, melainkan hanya perlu cuti.
Baca SelengkapnyaDPR Sahkan Undang-Undang Pilkada
2 Juni 2016
DPR akhirnya mengesahkan undang-undang tentang pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota dalam sidang paripurna hari ini.
Baca Selengkapnya