Taktik Pius Mendekati Prabowo Subianto

Reporter

Editor

Elik Susanto

Senin, 28 Oktober 2013 12:55 WIB

Pius Lustrilanang. dok TEMPO/Arie Basuki

Bergabung ke Gerindra
Sampai hari ini, saya masih saja kesulitan untuk menjawab pertanyaan mengapa sekarang bergabung ke Gerindra. Sulit, karena saya harus meringkaskan 10 tahun perjalanan politik saya ke dalam satu kalimat atau satu paragrap pendek. Tidak mudah memang.

Tapi saya kemudian menemukan jawaban sederhana: jodoh politik. Ibarat jodoh, Gerindra datang sendiri tanpa harus dicari. Saya sudah berupaya selama sepuluh tahun mencari partai yang layak sebagai “pasangan hidup”. Pertama, saya mendekati PAN. Baru "kencan" beberapa kali langsung merasa tidak cocok. Saya “pacaran” lama dengan PDIP. Ketika tidak ada kecocokan, bubar. Coba lagi “pacaran” dengan PDP. Tidak cocok lagi lalu bubar. Sempat jadi "jomblo" sebentar dengan membangun PPN. Ternyata saya enggak kuat "menjomblo". Jadi begitu ada lamaran dari Gerindra, saya menganggapnya sebagai “Pucuk dicinta, ulam tiba”.

Gerindra adalah partai politik yang kelima dalam sejarah perjuangan di front parlementer. Sebuah jumlah yang fantastis, demikian salah seorang rekan FB pernah berkomentar dengan nada sinis. Tapi saya paling tidak masih bisa bangga. Saya pindah partai bukan lantaran kecewa tidak dapat nomor urut bagus atau tidak dapat posisi empuk. Saya pernah membuktikan dalam perjalanan politik saya bahwa meskipun diberi nomor buncit, saya tetap loyal berjuang membela partai. Saya menggunakan Kongres sebagai ajang untuk menyatakan sikap. Saya dipecat dari PDIP karena menginginkan pembaruan.

Saya pun keluar secara terpaksa dari PDP. Partai yang saya harapkan untuk melakukan koreksi terhadap PDIP pun akhirnya terjebak dalam pola tingkah laku yang sama dengan pendahulunya. Saya awalnya hanya menentang pemecatan terhadap I Ketut Bagiada sebagai anggota Pimpinan Kolektif Nasional. Karena saya menentang dengan gigih, saya pun ikut dipecat.

Saya mendirikan PPN pun karena tanggung jawab terhadap mereka yang telah saya pengaruhi untuk ikut menentang pemecatan. Mereka tidak punya kesalahan apa pun. Konflik yang terjadi adalah konflik sesama Pimpinan Kolektif Nasional. Ketika mereka tidak lagi punya induk dan rumah, saya bertanggung jawab untuk menyediakan rumah baru bagi mereka.

Selanjutnya tentang kisah Suku Indian

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Ditugaskan Prabowo Jadi Jurkam ke Jateng, Ini Janji Sandiaga Uno

5 Maret 2018

Ditugaskan Prabowo Jadi Jurkam ke Jateng, Ini Janji Sandiaga Uno

Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengatakan telah mendapat izin Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menjadi juru kampanye di Pilkada tiap hari Minggu.

Baca Selengkapnya

Fadli Zon Akui Ada Utusan Ajak Prabowo Jadi Cawapres Jokowi

2 Maret 2018

Fadli Zon Akui Ada Utusan Ajak Prabowo Jadi Cawapres Jokowi

Fadli Zon mengatakan tawaran agar Prabowo menjadi cawapres Jokowi ditolak karena akan menimbulkan oligarki.

Baca Selengkapnya

Ketika Prabowo Hati-hati Tanggapi Usulan Jadi Cawapres Jokowi

1 Maret 2018

Ketika Prabowo Hati-hati Tanggapi Usulan Jadi Cawapres Jokowi

Prabowo mengatakan dirinya akan mendengarkan suara partai soal pencalonannya maju dalam pemilihan presiden dan wakil presiden.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2018, Prabowo Bakal Berkampanye untuk Sudrajat-Syaikhu

1 Maret 2018

Pilkada 2018, Prabowo Bakal Berkampanye untuk Sudrajat-Syaikhu

Prabowo mengatakan akan mendatangi kampanye sebanyak mungkin di Pilkada 2018 Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Soal Deklarasi Prabowo Jadi Capres, Fadli Zon: Masih Lama

27 Februari 2018

Soal Deklarasi Prabowo Jadi Capres, Fadli Zon: Masih Lama

Meski Gerindra sudah bergerilya, Prabowo masih belum menyatakan diri akan maju kembali di pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gerindra Masih Cari Tanggal Deklarasi Prabowo sebagai Capres

26 Februari 2018

Gerindra Masih Cari Tanggal Deklarasi Prabowo sebagai Capres

Fadli Zon juga menuturkan pencalonan Prabowo sebagai capres merupakan harga mati bagi Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Bambang Soesatyo: Jokowi-Prabowo Pasangan Ideal

26 Februari 2018

Bambang Soesatyo: Jokowi-Prabowo Pasangan Ideal

Menurut Bambang Soesatyo, pertarungan antara Jokowi dan Prabowo pada pemilihan presiden 2014 sempat menimbulkan gangguan dalam kinerja pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diprediksi Melenggang jika Head to Head dengan Prabowo

24 Februari 2018

Jokowi Diprediksi Melenggang jika Head to Head dengan Prabowo

Pemilihan presiden 2019 diperkirakan akan membentuk dua poros, yaitu poros Jokowi dan Prabowo.

Baca Selengkapnya