Taktik Pius Mendekati Prabowo Subianto

Reporter

Editor

Elik Susanto

Senin, 28 Oktober 2013 12:55 WIB

Pius Lustrilanang. dok TEMPO/Arie Basuki

Penculikan dan Kesaksian

Saya diculik oleh Tim Mawar bentukan Kopassus pada tanggal 4 Februari dan baru dibebaskan pada 3 April 1998. Saya diculik karena saya adalah aktivis yang konsisten mendorong isu anti-Soeharto sejak 1993. Delapan minggu saya mendekam dalam sel bersama sejumlah aktivis, antara lain Desmon J. Mahesa, Haryanto Taslam, Faisol Riza, dan Raharjo Waluyo Jati. Mereka ini semua dibebaskan dalam keadaan hidup. Di tempat penyekapan itu, saya juga sempat berkomunikasi dengan Herman Hendrawan, Yani Afri, dan Soni. Ketiga orang ini sampai saat ini belum diketemukan. Dari mulut Yani Afri dan Soni, saya mendapat informasi bahwa Dedi Hamdun juga disekap di tempat tersebut.

Ketika dibebaskan saya diharuskan untuk mengarang tentang apa yang terjadi selama delapan minggu saat saya hilang. Saya tidak boleh mengatakan bahwa saya diculik. Jadi, ketika ada yang bertanya, saya memilih menjawab dengan: “Saya sengaja menghilang untuk nyepi, mencari ketenangan karena banyak persoalan." Para penculik saya mengancam akan membunuh saya jika saya berani menceritakan apa yang sesungguhnya terjadi. Selain itu, mereka juga mengancam akan membunuh keluarga yang saya cintai: ibu dan saudara-saudara saya.

Ketika saya dibebaskan pada 3 April 1998, saya langsung dikirim ke Cengkareng dan dibekali tiket pesawat untuk langsung pulang ke Palembang. Sesampai di Palembang saya segera mengontak Santoso, rekan kerja saya di Institut Studi Arus Informasi (ISAI). Saya memintanya untuk mengecek keberadaan Yani Afri dan Soni. Mereka ini “dibebaskan” sebelum saya. Selang dua hari kemudian, saya mendapat kabar bahwa kedua orang tersebut belum kembali ke rumah orang tuanya. Saya langsung berkesimpulan bahwa mereka sudah mati. Saya lalu teriingat pada perkataan salah seorang penculik: “Ada yang keluar (dalam keadaan) hidup dan ada yang keluar (dalam keadaan) mati dari tempat ini”.

Pada tanggal 27 April, saya memberikan kesaksian di Komnas HAM mengenai penculikan yang terjadi terhadap sejumlah aktivis. Saya sadar akan bahaya yang bakal terjadi. Para penculik pasti tidak akan tinggal diam, dan mereka pasti akan segera memburu dan membunuh saya. Saya siap jika hal itu terjadi. Saya sudah siap untuk menjadi martir. Tekat saya cuma satu: “Saya ingin semua ini (penculikan) diakhiri”. Sadar akan risiko yang saya hadapi, saya meminta rekan dari Kedubes AS untuk mengantar saya ke airport setelah memberikan kesaksian.

Setelah memberikan kesaksian, saya diantar oleh dua orang anggota Komnas HAM menuju airport. Saya selanjutnya pergi ke Belanda. Saya pergi dengan hanya berbekal pakaian yang melekat di badan. Tas berisi pakaian tidak sempat saya bawa karena tertinggal di mobil staf Kedutaan AS yang sedianya akan mengantar saya.

Selanjutnya tentang Tim Mawar diadili di Mahkamah Militer

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Ditugaskan Prabowo Jadi Jurkam ke Jateng, Ini Janji Sandiaga Uno

5 Maret 2018

Ditugaskan Prabowo Jadi Jurkam ke Jateng, Ini Janji Sandiaga Uno

Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengatakan telah mendapat izin Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menjadi juru kampanye di Pilkada tiap hari Minggu.

Baca Selengkapnya

Fadli Zon Akui Ada Utusan Ajak Prabowo Jadi Cawapres Jokowi

2 Maret 2018

Fadli Zon Akui Ada Utusan Ajak Prabowo Jadi Cawapres Jokowi

Fadli Zon mengatakan tawaran agar Prabowo menjadi cawapres Jokowi ditolak karena akan menimbulkan oligarki.

Baca Selengkapnya

Ketika Prabowo Hati-hati Tanggapi Usulan Jadi Cawapres Jokowi

1 Maret 2018

Ketika Prabowo Hati-hati Tanggapi Usulan Jadi Cawapres Jokowi

Prabowo mengatakan dirinya akan mendengarkan suara partai soal pencalonannya maju dalam pemilihan presiden dan wakil presiden.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2018, Prabowo Bakal Berkampanye untuk Sudrajat-Syaikhu

1 Maret 2018

Pilkada 2018, Prabowo Bakal Berkampanye untuk Sudrajat-Syaikhu

Prabowo mengatakan akan mendatangi kampanye sebanyak mungkin di Pilkada 2018 Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Soal Deklarasi Prabowo Jadi Capres, Fadli Zon: Masih Lama

27 Februari 2018

Soal Deklarasi Prabowo Jadi Capres, Fadli Zon: Masih Lama

Meski Gerindra sudah bergerilya, Prabowo masih belum menyatakan diri akan maju kembali di pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gerindra Masih Cari Tanggal Deklarasi Prabowo sebagai Capres

26 Februari 2018

Gerindra Masih Cari Tanggal Deklarasi Prabowo sebagai Capres

Fadli Zon juga menuturkan pencalonan Prabowo sebagai capres merupakan harga mati bagi Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Bambang Soesatyo: Jokowi-Prabowo Pasangan Ideal

26 Februari 2018

Bambang Soesatyo: Jokowi-Prabowo Pasangan Ideal

Menurut Bambang Soesatyo, pertarungan antara Jokowi dan Prabowo pada pemilihan presiden 2014 sempat menimbulkan gangguan dalam kinerja pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diprediksi Melenggang jika Head to Head dengan Prabowo

24 Februari 2018

Jokowi Diprediksi Melenggang jika Head to Head dengan Prabowo

Pemilihan presiden 2019 diperkirakan akan membentuk dua poros, yaitu poros Jokowi dan Prabowo.

Baca Selengkapnya