TEMPO.CO, Bogor - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan kerja sama militer antara Indonesia dan Australia akan dilanjutkan. Hubungan militer kedua negara sempat dibekukan pasca penemuan kasus penistaan Pancasila di sekolah pasukan khusus Australia, Special Air Service Regiment, di Pangkalan Campbell, Swanbourne, Perth, Australia Barat.
"Ya dilanjutkan, sama presiden kan sudah selesai. Mau apa lagi, masak mau musuh-musuhan terus?" ujar Ryamizard saat ditemui di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bela Negara Kemneterian Pertahanan di Rumpin, Bogor, Selasa, 28 Februari 2017.
Berita terkait:
Pelecehan Pancasila di Australia, Kerja Sama Militer Lanjut?
Jokowi Tak Khusus Bahas Soal Militer Saat Kunjungi Australia
Dia tak membeberkan kapan persisnya kerja sama itu akan dilanjutkan. Namun, dia memastikan ketegangan yang sempat terjadi lantaran kasus penistaan Pancasila, sudah reda. "Mereka sudah minta maaf, ya selesai. Sudah jelas dengan saya, dengan Panglima TNI," kata bekas Kepala Staf Angkatan Darat itu.
Adapun permintaan maaf pihak Australia disampaikan oleh Letnan Jenderal Angus John Campbell saat menyambangi Mabes TNI, awal Februari 2017. Petinggi Angkatan Darat Australia (Army) itu juga sekaligus melaporkan hasil investigasi internal mengenai kasus yang terjadi di pusat pelatihan bahasa itu.
Menurut Ryamizard, kunjungan Presiden Joko Widodo ke Australia akhir pekan lalu tak gamblang membahas kelanjutan kerja sama tersebut. Meskipun begitu, berita pers kepresidenan pada 26 Februari lalu menyebutkan bahwa kedua pemimpin negara sepakat untuk kembali melanjutkan kerja sama pelatihan kemiliteran.
"Saya juga seharusnya bulan Desember 2016 (pergi ke Australia), tapi diundur karena Menteri Pertahanan Australia sedang sakit," kata Ryamizard.
YOHANES PASKALIS
Baca juga:
Sidang Ahok, Ini Alasan Hakim Tolak CD Rekaman dari Rizieq