TEMPO.CO, Purwakarta - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Ma'ruf Amin tidak menerima kunjungan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok meski bertujuan meminta maaf.
"Yang lalu sudahlah berlalu. Kan, saya juga sudah maafkan dia (Ahok)," kata Ma'ruf saat ditemui Tempo seusai peluncuran program Pendidikan Kitab Kuning di Sekolah Umum, di Kabupaten Purwakarta, Kamis, 23 Februari 2017.
Baca juga:
Wawancara Ma'ruf Amin: Kalau Sudah Minta Maaf, Ya Sudah
Dituding Hina Ma'ruf Amin, Ahok Dilaporkan ke Bareskrim
Lagi pula, ujar Ma'ruf, kalau Ahok diterima, berarti permintaan silaturahmi dari Anies Baswedan, calon Gubernur DKI Jakarta yang lain, juga harus dia terima. "Daripada menimbulkan conflict of interest dalam pilkada ini, lebih baik saya tolak keduanya," kata Rois A’am PBNU itu.
Menurut Ma'ruf, waktu untuk menerima Ahok mungkin terbuka setelah pilkada Gubernur DKI Jakarta putaran kedua yang tinggal menghitung hari itu. "Ya, itu mungkin saja," kata dia.
Baca pula:
Ma'ruf Amin Bersaksi 7 Jam, Prasetyo: Jaksa Sudah Ingatkan
Ahok Ingin Ketemu, KH Ma`ruf Amin: Saya Sibuk, Banyak Urusan
Ma'ruf pun mengharapkan semua persoalan sosial, politik, dan kenegaraan di Indonesia bisa diselesaikan pasca-penetapan pemenang pilkada serentak, termasuk pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang akan masuk putaran kedua itu.
Silakan baca:
Dari Insiden Ma'ruf Amin, Ahok Perlu Belajar Tutur Kata
Ahok Berniat Temui Ma`ruf Amin, Pengacara: Bukan di MUI
Mengenai adanya gerakan-gerakan yang mengatasnamakan umat Islam, Ma'ruf juga memprediksi akan segera berakhir. "Ormas Islam yang anti-kebangsaan dan Pancasila, silakan itu diurus atau berurusan dengan pihak keamanan," ujarnya.
NANANG SUTISNA
Simak:
HAK ANGKET AHOK: NasDem Usul Dibatalkan, PKS Setuju Asal...
Jusuf Kalla: Ulama Jalankan Nahi Munkar, Jangan Dikira Makar