TEMPO.CO, Surabaya - Wakil Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Surabaya Adi Sutarwijono meminta nama Tri Rismaharini tidak dibawa atau dikaitkan dengan isu pemilihan kepala daerah DKI Jakarta. Adi memastikan Risma terus didorong menuntaskan tanggung jawabnya di Kota Surabaya.
"Jangan bawa Bu Risma dalam ranah pilkada DKI Jakarta, karena beliau dipilih untuk menjadi Wali Kota Surabaya," katanya saat ditemui di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surabaya, Senin, 14 Maret 2016.
Menurut Adi, isu dalam pilkada DKI Jakarta menjadi isu politik yang sangat berpengaruh bagi warga Kota Surabaya, sehingga dia meminta Risma-Whisnu Sakti Buana tetap bekerja untuk memperbaiki Kota Surabaya. “Biarkan beliau berfokus dan menghasilkan yang terbaik untuk Kota Surabaya,” ucapnya.
Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang PDIP Kota Surabaya Saifudin Zuhri berujar, keputusan Risma untuk meninggalkan Surabaya akan sangat bergantung pada instruksi Dewan Pimpinan Pusat PDIP, bukan atas instruksi atau tawaran pihak lain. (Baca: Warga Surabaya Gembira Risma Tolak Maju Pilgub Jakarta)
Menurut dia, instruksi saat ini sebatas memenangkan pasangan Risma-Whisnu dalam pilkada lalu. Dan itu sudah dilakukan hingga sukses memenangkan pasangan itu. “Belum ada perintah lagi dari DPP, maka mereka berdua masih akan tetap konsisten di Kota Surabaya,” tuturnya.
Sebelumnya, Risma sendiri terus memohon kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk tidak ditugaskan maju dalam pilkada DKI Jakarta 2017. Permohonan itu, ucap Risma, hampir sama ketika dia ditawari dan disiapkan menjadi menteri di Kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla. Saat itu Risma juga menolak dengan menyampaikannya langsung kepada Megawati.
“Bu, saya tidak mau, serius ini. Saya ingin menjadi Wali Kota Surabaya saja, karena masih harus meneruskan sisa kerjaan yang harus saya kerjakan,” ujarnya, Jumat, 11 Maret 2016.
Adapun konsep pembangunan yang disebut Ketua PDIP Surabaya Whisnu Sakti Buana sudah disiapkan Risma untuk Kota Jakarta dianggap sebatas sumbangsih kader kepada partainya. Menurut Risma, dalam melakukan pembangunan, dia biasanya belajar sambil melihat.
Karena dia sering ke Jakarta, dia bisa menganalisis bagaimana cara membangun DKI Jakarta. “Saya sudah biasa belajar sambil melihat itu,” ujarnya.
MOHAMMAD SYARRAFAH