TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Maful Tamanurung, beserta mantan pengurusnya menemui Jaksa Muda Intelejen Kejaksaan Agung, Adi Toegarisman, Jumat pagi, 29 Januari 2016. Mereka diskusi dan mengklarifikasi isu Gafatar yang berkembang belakangan ini.
"Hanya diskusi saja. Gafatar didampingi YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia)," kata salah satu mantan anggota Gafatar, Cakra, di gedung Jamintel Kejaksaan Agung, Jumat, 29 Januari 2016.
Cakra mengatakan mantan pemimpin dan pengurus Gafatar tersebut terdiri atas empat orang dan satu orang YLBHI. Diskusi berlangsung sejak pukul 09.30 WIB.
Sebelumnya, Adi Toegarisman telah meminta klarifikasi dan konfirmasi kepada Gafatar ihwal dugaan penyimpangan ajaran agama. "Saya kan punya data, nanti saya konfirmasi ke mantan pimpinan Gafatar," kata Adi.
Adi mengatakan pembahasan mereka pada pertemuan itu hanya berfokus pada dugaan penyimpangan ajaran agama oleh Gafatar. Pembahasan tersebut, kata Adi, akan menjadi pertimbangan Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) dan Majelis Ulama Indonesia untuk mengeluarkan fatwanya.
Pertemuan perdana itu, kata Adi, tidak membahas rencana penindakan bila Gafatar masih menjalankan kegiatannya. "MUI yang akan menilai. Jadi kami akan membicarakan soal penindakan setelah ada fatwa MUI," ujarnya.
Adi berharap diskusi tersebut dapat meluruskan isu yang beredar selama ini sehingga tidak ada lagi aksi anarkis masyarakat yang merasa agamanya dilecehkan.
Gafatar merupakan organisasi masyarakat yang berkedok kegiatan sosial. Faktanya, Gafatar justru menyebarkan ajaran yang berindikasi menyimpang dari ajaran agama pokok, seperti agama Islam. Organisasi yang merupakan metamorfosis Komunitas Millah Abraham (Komar) dan Al Qiyadah al Islamiyah tersebut menggabungkan ajaran Islam, Kristen, dan Yahudi.
Komar dan Al Qiyadah telah dilarang dengan Keputusan Jaksa Agung melalui Surat Keputusan Nomor KEP-116/A/JA/11/2007, yang didasarkan dalam fatwa MUI nomor 04 tahun 2007.
Gafatar juga mengakui wahyu yang diklaim turun melalui pemimpinnya. Sebagai pemimpin, Ahmad Moshaddeq alias Musaddeq alias Musadek alias Abdussalam menyatakan dirinya sebagai nabi atau Mesias.
DEWI SUCI RAHAYU