TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo memberikan sikap atas konflik Arab Saudi - Iran dengan mengirim utusan khusus ke kedua negara tersebut. Utusan khusus yang dipimpin Menteri Luar Negeri Retno Marsudi itu akan berangkat minggu depan.
"Mungkin berangkat hari Senin atau Selasa (pekan depan), tapi saya minta secepatnya," kata Jokowi di Istana Negara, Jumat, 8 Januari 2016.
Jokowi enggan membeberkan isi pesan yang menjadi mandat utusan khusus tersebut. "Kalau mau berangkat saya akan sampaikan," kata dia. Namun Jokowi tak menampik salah satu pesan tersebut adalah menawarkan Indonesia jadi mediator atas konflik Arab Saudi dan Iran.
Jokowi mengaku sering berkomunikasi dengan Menteri Pertahanan Saudi, Mohammed bin Salman. Namun untuk menyampaikan sesuatu yang sangat penting, Jokowi ingin utusan khusus bertemu dengan pimpinan-pimpinan negara tersebut. "Karena sesuatu yang sangat penting saya kirim utusan khusus sehingga berbicara langsung," kata dia. "Bahwa kita ingin serius betul."
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Cina menyatakan telah mengirim utusan ke Arab Saudi dan Iran guna menyerukan semua pihak untuk menahan diri menyusul ketegangan yang meningkat antara kedua negara penguasa Timur Tengah itu. Dalam misinya tersebut Cina mengirim wakil Menteri Luar Negerinya, Zhang Ming, yang akan lebih dahulu menyambangi Arab Saudi sebelum akhirnya akan menuju ke Iran.
Ketegangan antara Syiah dan Sunni, mayoritas Iran dan mayoritas Arab Saudi, meningkat sejak eksekusi seorang ulama Syiah di Arab Saudi. Buntut ketegangan kedua negara, Riyadh menarik duta besarnya dari Teheran dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Menyusul di belakangnya negara-negara pendukung lainnya.
ALI HIDAYAT