TEMPO.CO, Bangkalan - Tak kunjung mendapatkan kepastian dari pemerintah, keluarga Isnaini Fajariyah, anggota jemaah haji yang menjadi korban jatuhnya crane di Arab Saudi asal Kabupaten Bangkalan, meminta bantuan paranormal. "Kebetulan adik saya punya kelebihan. Tadi sudah diterawang. Kondisi Isnaini baik-baik saja," kata Siti Atiyah, bibi Isnaini, Sabtu, 12 September 2015.
Langkah itu, ucap Titi--sapaan akrab Siti Atiyah, dilakukan agar bisa cepat mengetahui kondisi keponakannya tersebut. Lewat terawangan mata batin, adik Siti memastikan Isnaini baik-baik saja. "Kami agak lega dengan terawangan itu, tapi kami tetap menunggu kabar dari penyelenggara haji," ujarnya.
Keluarga besar di Bangkalan baru tahu Isnaini menjadi salah satu korban jatuhnya crane di Masjidil Haram setelah anak tertua korban, Gina Nisrina, membaca data korban di media online. "Terkejut, kok ada nama ibu saya," tutur Gina.
Dia pun langsung menelepon kontak penyelenggara haji, tapi tak ada respons. Dia mengaku kecewa karena telat diberi informasi. "Sampai sekarang, saya tidak tahu luka ibu saya seperti apa."
Isnaini Fajariyah yang tinggal Perumahan Pangeranan Asri, Kota Bangkalan, berangkat haji lewat kloter 21 Kota Surabaya. Dia berangkat bersama Su'udi, suaminya, dan Kumala Kartini, ibunya. "Terakhir telepon Bapak, dia juga belum bisa bertemu ibu secara langsung, sehingga kondisi belum dipastikan," kata Gina.
MUSTHOFA BISRI