TEMPO.CO , Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan diminta tak menjadi partai fans club. Isu regenerasi di partai banteng itu dinilai sulit beranjak dari perdebatan regenerasi dari keturunan Soekarno.
“Sekarang masalahnya tinggal generasi kedua atau ketiga (Soekarno) yang akan diusung,” ujar Direktur Riset Charta Politica, Yunarto Wijaya saat dihubungi Jumat, 12 Oktober 2012.
Yunarto menyayangkan munculnya isu regenerasi antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan putrinya Puan Maharani. “Kalau isu regenerasinya hanya diantara mereka berdua, ini justru mempertegas isu feodalisme di tubuh partai,” kata Yunarto.
Nama Puan, kata dia, memang sering disebut-sebut. “Namun sangat disayangkan jika PDIP masih tak bisa lepas dari darah biru Soekarno,” ujar dia. Isu tersebut dinilainya sebagai isu primitif, dan jika benar terjadi ia khawatir PDIP akan menjadi partai feodal dan gagal berevolusi menjadi partai modern.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Taufiq Kiemas meminta partainya mulai memprioritaskan regenerasi di partai. Regenerasi ini harus dibahas secara khusus dalam rapat kerja nasional (rakernas) yang digelar di Surabaya, 12-14 Oktober mendatang.
"Saya rasa harus terjadi regenerasi, seperti kata NasDem, perubahan tak mungkin tanpa regenerasi," kata Taufiq di kompleks parlemen Senayan, Jumat, 12 Oktober 2012.
Menurut Taufiq, regenerasi partai tak hanya diperlukan untuk penetapan calon presiden. Tetapi juga untuk seluruh posisi di partai, termasuk untuk posisi ketua umum. "Saya rasa seharusnya memperhatikan regenerasi, buktinya dia (Mega) sudah duapuluh tahun jadi ketua umum," katanya.
Terkait pernyataan Taufiq tersebut, Yunarto membenarkan bahwa Taufiq tak pernah menyebut Puan dalam pernyataannya. “Namun pernyataan itu juga tidak memberikan solusi untuk evolusi sebuah partai menjadi partai modern,” kata dia.
SUBKHAN
Berita terpopuler lainnya:
Setengah Polos, Model Tabrak 7 Orang
Politikus PKS Tanyakan Duit Saweran Gedung KPK
Mantan FBI Sarankan Indonesia Belajar Ke Singapura
Wanita Ini Terima Tagihan Ponsel 11,7 Triliun Euro
3 Bahasa Terpopuler di Indonesia
DPR Akhirnya Loloskan Anggaran Gedung KPK