TEMPO.CO, Subang - Jenazah Tarlem, tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kampung Krajan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin 9 Januari 2012 sore ini tiba di rumah duka. Setelah disemayamkan sejenak, jenazah kemudian dimakamkan di pemakaman umum desa. Isak tangis mewarnai pemakaman tersebut.
Tarlem dikabarkan meninggal dunia pada 24 November 2011. Namun jenazahnya baru dipulangkan ke Indonesia dari Yordania pada Ahad lalu. Awes, suami Tarlem, menduga istrinya tewas karena dianiaya majikannya. "Saya yakin istri saya meninggal dunia akibat dianiaya," ujarnya di rumah duka hari ini.
Untuk mencari tahu penyebab kematian Tarlem, dia pun menempuh upaya otopsi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. "Kami belum mengetahui hasil otopsinya," kata Awes. "Kami juga sudah menyerahkan pengurusan proses hukum yang akan ditempuh kepada pihak Migrant Care."
Awes mengaku dia melakukan kontak terakhir dengan istrinya pada 13 November 2011. Saat itu dia merasa ada kejanggalan ketika istrinya berbicara. "Cara berbicaranya beda dari biasanya (seperti ketakutan)," katanya. Istrinya juga menyampaikan pesan yang bikin penasaran. "Saya diminta bersabar dan jangan pernah mengeluh."
Sampai akhirnya ia menerima informasi dari staf Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Subang, 14 Desember 2011, yang mengabarkan bahwa istrinya sudah meninggal dunia pada 24 November 2011.
Saat bekerja di Yordania, Tarlem memperoleh gaji Rp1,625 juta per bulan. "Sampai dia meninggal dunia, gajinya yang enam bulan lagi masih belum dibayarkan majikannya," ucap Awes dengan mata berkaca-kaca.
NANANG SUTISNA