TEMPO Interaktif, Surakarta - Pendiri dan aktivis Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan, mengatakan saat ini NII telah bermetamorfosis dalam kegiatannya. Jika sebelumnya lebih banyak bergerak di bawah tanah, sekarang ini sudah muncul ke permukaan dalam bentuk organisasi massa atau ormas.
“Mereka menggunakan nama Masyarakat Indonesia Membangun yang bergerak di bidang ekonomi,” ujar Ken saat menjadi pembicara dalam seminar Kewaspadaan Kampus terhadap Pengaruh Gerakan NII di Universitas Sebelas Maret Surakarta, Kamis, 22 September 2011.
Dia menambahkan, Masyarakat Indonesia Membangun mendirikan koperasi atau bank perkreditan rakyat (BPR) di beberapa daerah di Indonesia. Tiap BPR mendapat modal Rp 2 miliar dari Pondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, pimpinan Panji Gumilang.
Selain itu, pengurus koperasi atau BPR mulai mendekati mahasiswa dengan memberikan pinjaman lunak tanpa bunga. Setelah cukup akrab, kemudian mulai didoktrin tentang paham NII. “Mereka juga biasa mendoktrin melalui seminar-seminar dan pelatihan yang berkedok ekonomi,” ujarnya lagi.
Pengasuh pondok pesantren mahasiswa Al Muayyad Windan, Dian Nafi, menyebut seharusnya universitas bisa menangkal masuknya paham NII ke dalam kampus. Sebab di kampus terdapat organisasi seperti badan eksekutif mahasiswa (BEM), unit kegiatan mahasiswa Islam, resimen mahasiswa (menwa), pramuka, dan sebagainya.
“Organisasi-organisasi di atas bisa turut membantu membendung gangguan dari luar, termasuk paham NII,” tuturnya dalam kesempatan yang sama. Selain itu dia menilai dalam sebuah universitas perlu ada beberapa langkah dalam menghadapi NII.
Misalnya dengan membentuk satuan tugas NII atau NII Crisis Center untuk menangani mahasiswa yang telanjur masuk NII. Kemudian setelahnya mencermati penyebaran NII di lingkungan kampus. Selanjutnya diperlukan langkah pencegahan agar peristiwa serupa tidak terulang lagi.
“Mahasiswa semestinya meningkatkan kesadaran, dari kesadaran semu menjadi kesadaran kritis. Agar tidak mudah terjebak dalam perangkap NII,” ucapnya menyarankan.
UKKY PRIMARTANTYO