Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

NII Berubah Jadi Ormas, Tawarkan Kredit Lunak  

image-gnews
Panji Gumilang. TEMPO/Arnold Simanjuntak
Panji Gumilang. TEMPO/Arnold Simanjuntak
Iklan

TEMPO Interaktif, Surakarta - Pendiri dan aktivis Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan, mengatakan saat ini NII telah bermetamorfosis dalam kegiatannya. Jika sebelumnya lebih banyak bergerak di bawah tanah, sekarang ini sudah muncul ke permukaan dalam bentuk organisasi massa atau ormas.

“Mereka menggunakan nama Masyarakat Indonesia Membangun yang bergerak di bidang ekonomi,” ujar Ken saat menjadi pembicara dalam seminar Kewaspadaan Kampus terhadap Pengaruh Gerakan NII di Universitas Sebelas Maret Surakarta, Kamis, 22 September 2011.

Dia menambahkan, Masyarakat Indonesia Membangun mendirikan koperasi atau bank perkreditan rakyat (BPR) di beberapa daerah di Indonesia. Tiap BPR mendapat modal Rp 2 miliar dari Pondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, pimpinan Panji Gumilang.

Selain itu, pengurus koperasi atau BPR mulai mendekati mahasiswa dengan memberikan pinjaman lunak tanpa bunga. Setelah cukup akrab, kemudian mulai didoktrin tentang paham NII. “Mereka juga biasa mendoktrin melalui seminar-seminar dan pelatihan yang berkedok ekonomi,” ujarnya lagi.

Pengasuh pondok pesantren mahasiswa Al Muayyad Windan, Dian Nafi, menyebut seharusnya universitas bisa menangkal masuknya paham NII ke dalam kampus. Sebab di kampus terdapat organisasi seperti badan eksekutif mahasiswa (BEM), unit kegiatan mahasiswa Islam, resimen mahasiswa (menwa), pramuka, dan sebagainya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Organisasi-organisasi di atas bisa turut membantu membendung gangguan dari luar, termasuk paham NII,” tuturnya dalam kesempatan yang sama. Selain itu dia menilai dalam sebuah universitas perlu ada beberapa langkah dalam menghadapi NII.

Misalnya dengan membentuk satuan tugas NII atau NII Crisis Center untuk menangani mahasiswa yang telanjur masuk NII. Kemudian setelahnya mencermati penyebaran NII di lingkungan kampus. Selanjutnya diperlukan langkah pencegahan agar peristiwa serupa tidak terulang lagi.

“Mahasiswa semestinya meningkatkan kesadaran, dari kesadaran semu menjadi kesadaran kritis. Agar tidak mudah terjebak dalam perangkap NII,” ucapnya menyarankan.

UKKY PRIMARTANTYO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Geledah Kantor Pusat Khilafatul Muslimin, Polda Temukan Buku NII hingga ISIS

9 Juni 2022

Pimpinan tertinggi Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Baraja kembali ditahan usai ditetapkan sebagai tersangka terkait penyebaran ideologi khilafah oleh Polda Metro Jaya pada Selasa, 7 Juni 2022. Nama Abdul Qadir Baraja alias Hasan Baraja disebut sudah lekat dengan kelompok teroris. TEMPO/Febri Angga Palguna
Geledah Kantor Pusat Khilafatul Muslimin, Polda Temukan Buku NII hingga ISIS

Polisi menemukan buku NII, ISIS, dan khilafah dalam penggeledahan Kantor Pusat Khilafatul Muslimin di Bandar Lampung.


Kadensus 88 Apresiasi Cabut Bai'at Massal mantan anggota NII

28 April 2022

Cabut Bai'at Massal mantan anggota NII
Kadensus 88 Apresiasi Cabut Bai'at Massal mantan anggota NII

Polri senang bisa merangkul kembali saudara-saudara sebangsa yang sempat tersesat.


Kapolda: Tak ada Tempat bagi ISIS di Jawa Barat  

1 September 2014

Emon (kiri), tersangka kasus pedofil Sukabumi dan Kapolda Jawa Barat. Tempo/Sidik Permana
Kapolda: Tak ada Tempat bagi ISIS di Jawa Barat  

"Masyarakat sekarang aktif untuk memberi tahu segala kegiatan yang mencurigakan," kata Iriawan.


14 Warga Cianjur Diduga Membentuk Kelompok NII

18 Januari 2014

Bendera NII.
14 Warga Cianjur Diduga Membentuk Kelompok NII

Mereka membentuk pemerintahan sendiri seperti bupati, camat dan kepala desa.


Gubernur NII Jawa Tengah Divonis Bui Lima Tahun

12 Januari 2012

Totok Dwi Hananto. TEMPO/Budi purwanto
Gubernur NII Jawa Tengah Divonis Bui Lima Tahun

Pengadilan Negeri Kabupaten Semarang memvonis lima tahun penjara Totok Dwi Hananto yang didakwa menjabat sebagai Gubernur NII Jawa Tengah.


Menipu, Aktivis NII Dituntut Setahun Penjara  

28 September 2011

Ujuk rasa Orang tua korban anak hilang karena diculik dan dicuci otak yang diduga dilakukan NII. TEMPO/Aditia Noviansyah
Menipu, Aktivis NII Dituntut Setahun Penjara  

Untuk bisa menjadi anggota NII, calon anggota harus menyetor sejumlah uang kepada pimpinan sebagai biaya hijrah.


Pemanggilan Paksa Panji Gumilang Tunggu Berkas Jaksa

23 September 2011

TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Pemanggilan Paksa Panji Gumilang Tunggu Berkas Jaksa

Markas Besar Kepolisian RI segera memanggil Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun, Panji Gumilang.


Dua Kali Mangkir, Polisi Akan Panggil Paksa Panji Gumilang  

20 September 2011

TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Dua Kali Mangkir, Polisi Akan Panggil Paksa Panji Gumilang  

Polisi berencana memanggil paksa pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang.


Berkas Panji Gumilang Dilimpahkan ke Kejaksaan  

15 September 2011

TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Berkas Panji Gumilang Dilimpahkan ke Kejaksaan  

"Kami limpahkan pekan lalu," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam.


Masuk NII Dipungut Hingga Rp 7 Juta

12 September 2011

Ilustrasi NII menyusup dalam birokrasi. TEMPO/Adi Prasetya Gilang
Masuk NII Dipungut Hingga Rp 7 Juta

Uang itu akan digunakan untuk biaya hijrah dan pembaitan.