TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman meminta Presiden Joko Widodo menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Darurat Asean karena aksi nyata pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi dan pihak militer untuk menghentikan kekerasan terhadap etnis Rohingya.
Hal itu disampaikannya menanggapi sikap Suu Kyi belum lama ini yang tidak secara jelas menyinggung keselamatan bagi warga Rohingya. "Hingga hari ini kami masih mendapatkan kabar bahwa pembakaran rumah-rumah warga Rohingya masih berlangsung, korban jiwa juga masih berjatuhan. Kami harap Pak Jokowi bisa mengambil inisiatif, melakukan hotline kepada seluruh kepala negara Asean untuk mengajak segera digelar KTT Darurat,” kata Sohibul Iman, Minggu 9 September 2017. Jika perlu, menurut Sohibul Iman, Indonesia bertindak sebagai tuan rumah untuk KTT tersebut.
BACA: 4 Formula Indonesia untuk Selamatkan Rohingya
Menurut Sohibul, langkah diplomasi yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri RI (Menlu) Retno Marsudi patut diapresiasi dan didukung. "Akan tetapi, langkah soft diplomacy ini perlu ada timeline untuk bisa dievaluasi sudah seberapa jauh bisa menghentikan tindak kekerasan yang terjadi," ujarnya.
BACA: Krisis Rohingya, Hanya Indonesia yang Bisa Masuk ke Rakhine
Jika dalam waktu dekat tindak kekerasan masih tetap berlangsung, perlu ada langkah lanjutan yang lebih kuat. katanya. Menurut Shibul Naypyidaw memahami bahwa konsekuensi yang mereka hadapi bisa sangat berat jika tidak segera menghentikan kekerasan atas etnis Rohingya.
Sohibul juga menjelaskan PKS melalui Crisis Center for Rohingya (CC4R) saat ini secara intensif terus melakukan kajian dan evaluasi terhadap perkembangan situasi di Rohingya.
BISNIS.COM