Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Koalisi Masyarakat : Anggaran DPR Naik Tiap Tahun, Kinerja Minim

image-gnews
Kepala BURT, Anton Sihombing (berbatik biru) dan Sekretaris Jenderal DPR RI, Achmad Djuned (batik kuning) melihat ruang rapat staf auditor BPK di Gedung BPK, Jakarta. Kunjungan ini dalam rangka membandingkan kondisi gedung milik DPR dan BPK. Jakarta, Jumat, 18 Agustus 2017. TEMPO/Ahmad Faiz
Kepala BURT, Anton Sihombing (berbatik biru) dan Sekretaris Jenderal DPR RI, Achmad Djuned (batik kuning) melihat ruang rapat staf auditor BPK di Gedung BPK, Jakarta. Kunjungan ini dalam rangka membandingkan kondisi gedung milik DPR dan BPK. Jakarta, Jumat, 18 Agustus 2017. TEMPO/Ahmad Faiz
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Masyarakat Sipil meminta DPR RI membatalkan rencana pembangunan gedung baru DPR dan kenaikan anggaran kunjungan kerja ke luar negeri. Penolakan ini didasarkan pada penilaian atas kinerja DPR yang masih kurang tetapi selalu meminta anggaran naik.

Pernyataan itu disampaikan oleh koalisi dalam agenda audiensi Koalisi Masyarakat Sipil dengan Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) di Gedung Nusantara I. Enam lembaga tergabung dalam koalisi itu, yakni Lingkar Madani, Forum Masyarakat Peduli Parlemen, Koalisi Pemantau Legislatif, Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran, Komite Pemilih Indonesia dan Indonesia Budget Center.

Baca : Anggaran Gedung Baru, BURT : Masa Pemerintah Mau DPR-nya Keleleran

Peneliti politik anggaran Indonesia Budget Center, Roy Salam menilai bahwa kenaikan anggaran untuk gedung baru ini merupakan simbol arogansi dan ketidakpekaan DPR terhadap masyarakat. "Nantinya tentu akan mendorong belanja publik yang besar," kata dia.

Apalagi, dari sejumlah data yang dikumpulkan koalisi, anggaran DPR selalu meningkat sekitar 17 persen setiap tahunnya. Sementara itu, kinerja DPR dinilai kurang.
Menurut Roy, hal ini bisa dilihat dari pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang berhasil diselesaikan sampai Agustus 2017 ini baru sejumlah 45 RUU atau sekitar 28 persen dari total 160 RUU. "Padahal, masa kerja DPR tinggal 2 tahun lagi." kata dia.

Baca : Anggaran Gedung Baru DPR, Sri Mulyani Tunggu Reaksi Masyarakat

Sementara itu, Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti mempertanyakan alasan mengapa DPR giat meminta pembangunan fisik. "Kenapa DPR begitu giat membangun fisik gedung DPR dengan asumsi membangun demokrasi, tapi pada saat yang sama lupa membangun moral dan etik?," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, koalisi menolak kenaikan anggaran kunjungan kerja ke luar negeri. Menurut Roy, kenaikan anggaran itu tidak menggambarkan urgensi dan kemanfaatannya terhadap prioritas DPR, malah justru menghambur-hamburkan uang.

"Ada banyak hal penting yang bisa diselesaikan daripada anggaran digunakan untuk jalan-jalan ke luar negeri. Misalnya, membangun sekolah rusak, bisa ribuan sekolah yang dibangun," kata Roy.

Pada 2018 mendatang, DPR mengajukan tambahan anggaran kunjungan kerja sebesar Rp 413,98 miliar. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, besar anggaran ini meningkat hingga 105 persen.

Jumlah anggaran tersebut rencananya akan digunakan untuk tiga pos penganggaran. Pertama, untuk tambahan anggaran kunjungan kerja pelaksanaan fungsi legislasi dan pengawasan sebesar Rp 246,68 miliar atau sekitar 60 persen dari total anggaran. Kedua, tambahan anggaran kunjungan kerja muhibah Pimpinan DPR, Badan Urusan Rumah Tangga dan Majelis Kehormatan Dewan sebesar Rp 70,3 miliar atau sebesar 17 persen. Terakhir, tambahan pos anggaran pelaksanaan tugas diplomasi sebesar Rp 94,99 miliar atau sekitar 23 persen dari total anggaran.

DIAS PRASONGKO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Ketua Komisi V DPR RI Sebut Butuh Rp750 Triliun untuk 3 Juta Rumah, Menteri Maruarar: Nanti Kami Hitung

13 menit lalu

Ilustrasi perumahan. TEMPO/Kink Kusuma Rein
Ketua Komisi V DPR RI Sebut Butuh Rp750 Triliun untuk 3 Juta Rumah, Menteri Maruarar: Nanti Kami Hitung

Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, menghitung anggaran yang dibutuhkan untuk program 3 juta rumah.


Meutya Hafid Deg-degan Rapat Perdana dengan Komisi I DPR

14 menit lalu

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, saat ditemui di kompleks gedung DPR, Selasa, 5 November 2024. TEMPO/Annisa Febiola.
Meutya Hafid Deg-degan Rapat Perdana dengan Komisi I DPR

Meutya Hafid akan membeberkan program 100 hari pemerintahan Prabowo di depan Komisi I DPR. Ia tak tahu apakah juga akan ditanya soal judi online.


Dasco Soal Nasib Surpres Capim KPK di DPR: Saya Enggak Baca Suratnya

1 jam lalu

Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, saat ditemui di depan kediaman Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 15 Oktober 2024. Tempo/Annisa Febiola.
Dasco Soal Nasib Surpres Capim KPK di DPR: Saya Enggak Baca Suratnya

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad irit bicara soal kelanjutan seleksi Capim KPK. Ia mengaku tak mengetahui perkembangan terkini soal itu.


Soal RUU Penyiaran Masuk Prolegnas atau Tidak, Komisi I DPR Serahkan ke Baleg

1 jam lalu

Ilustrasi rapat di DPR. Dok.TEMPO/Fakhri Hermansyah
Soal RUU Penyiaran Masuk Prolegnas atau Tidak, Komisi I DPR Serahkan ke Baleg

Anggota Komisi I DPR, Dave Akbarshah Fikarno Laksono, menyerahkan kepada Baleg apakah RUU Penyiaran akan masuk dalam Prolegnas atau tidak.


Tok! Paripurna DPR Setujui Naturalisasi Kevin Diks, Noa Johanna dan Estella Loupattij

3 jam lalu

Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan pemain FC Copenhagen Kevin Diks menggelar pertemuan pada Sabtu, 12 Oktober 2024. Instagram @erickthohir.
Tok! Paripurna DPR Setujui Naturalisasi Kevin Diks, Noa Johanna dan Estella Loupattij

Rapat paripurna DPR menyetujui permohonan naturalisasi atlet Kevin Diks, Noa Johanna Christina Cornelia Leatomu, dan Estella Raquel Loupattij.


Terkini: Dirut dan Komut Pertamina Dijabat Kader Gerindra, Erick Thohir Buka Suara Alasan Dicopotnya Nicke Widyawati

20 jam lalu

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri (kiri) dan Komisaris Utama Pertamina Mochamad Iriawan. (Dok.pertamina.com)
Terkini: Dirut dan Komut Pertamina Dijabat Kader Gerindra, Erick Thohir Buka Suara Alasan Dicopotnya Nicke Widyawati

Pemerintah merombak direksi dan komisaris PT Pertamina (Persero) dengan menempatkan petinggi Partai Gerindra sebagai dirut dan komut.


DPR dan Kemenpora Bahas Naturalisasi Kevin Diks, Noa Leatomu, dan Estella Loupattij untuk Timnas Indonesia

20 jam lalu

Kevin Diks berseragam FC Kopenhagen. Doc. FCK.DK.
DPR dan Kemenpora Bahas Naturalisasi Kevin Diks, Noa Leatomu, dan Estella Loupattij untuk Timnas Indonesia

Kemenpora mengusulkan naturalisasi Kevin Diks, Noa Johanna Cornellia Leatomu, dan Estella Raquel Loupattij.


DPR dan BIN Bahas Proses Pengamanan saat Pilkada 2024

21 jam lalu

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani ditemui usai pertemuan Prabowo Subianto dengan ketua umum partai politik pendukung pemerintah pada Jumat, 1 November 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
DPR dan BIN Bahas Proses Pengamanan saat Pilkada 2024

Ahmad Muzani mengatakan, pengamanan saat Pilkada tersebut juga merupakan fokus kerja BIN dalam 100 hari pertama.


Bambang Patijaya Golkar Resmi Pimpin Komisi XII DPR

21 jam lalu

Bambang Patijaya. ANTARA/Putu Indah Savitri
Bambang Patijaya Golkar Resmi Pimpin Komisi XII DPR

Bambang Patijaya dari fraksi Golkar resmi ditetapkan sebagai Ketua Komisi XII DPR.


Yasonna Laoly Minta Pemerintah Tak Lagi Titipkan UU Kejar Tayang ke DPR

1 hari lalu

Anggota Komisi XIII DPR RI Yasonna Laoly saat mengikuti rapat kerja dengan Menteru HAM di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 31 Oktober 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Yasonna Laoly Minta Pemerintah Tak Lagi Titipkan UU Kejar Tayang ke DPR

Yasonna Laoly menekankan, pembahasan rancangan undang-undang ke depan harus lebih mendalam.