TEMPO.CO, TEGAL- Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi atas sejumlah kasus korupsi, Rabu 30 Agustus 2017. Saat keluar dari gedung KPK dengan mengenakan rompi tahanan berwarna oranye, Siti Masitha mengaku hanya menjadi korban dari seseorang bernama Amir Mirza Hutagalung. Amir dan Siti Masitha, sama-sama dicokok KPK dalam operasi tangkap tangan (OTT) di tempat yang terpisah.
BACA: Kena OTT, Wali Kota Tegal: Saya Korban Amir Mirza
Siapa sebenarnya sosok Amir Mirza Hutagalung ini? Bagi sebagian warga Tegal, nama Amir Mirza bukan asing lagi. Dua bulan terakhir, fotonya terpampang di setiap sudut kota Tegal, sebagai calon pendamping Siti Masitha yang maju lagi dalam Pilkada Kota Tegal tahun 2018. Amir Mirza, Ketua DPD Nasdem Brebes ini didapuk berduet dengan Siti Masitha.
BACA: Jika Tak Ada OTT KPK, Siti Masitha Gandeng Amir Mirza
Jejak Amir Mirza di karir Siti Masitha bukan hal baru. Tahun 2013, ketika Siti Masitha maju dalam Pilkada Kota Tegal berpasangan dengan Nur Sholeh, Amir Mirza ditunjuk sebagai Ketua Tim Pemenangan. Saat itu, dia sukses memgantarkan Siti Masitha dan Nur Sholeh menjadi orang nomor satu di Kota Tegal.
Kiprah Amir Mirza di pertarungan politik tak lepas dari pengalamannya beberapa kali maju Pilkada. Tahun 2010, berduet dengan Joko Susilo, Amir Mirza maju dalam Pemilihan Wali Kota Medan melalui jalur independen namun kalah. Dua tahun kemudian, Amir Mirza mengandeng Nuwin Nasution ikut berlaga dalam Pemilihan Wali Kota Padang Sidempuan, lagi-lagi melalui jalur independen.
Setelah sukses mendorong Masitha jadi Wali Kota Tegal, Amir Mirza dikenal dekat karena selalu terlihat berada di sekitar Wali Kota. Isu yang beredar, Amir Mirza diduga kerap mencampuri pengambilan keputusan wali kota.
BACA: Tersangkut OTT Wali Kota Tegal, Amir Mirza Dipecat ... -
Khaerul Huda, pegawai negeri sipil (PNS) di Kota Tegal menyaksikan sendiri bagaimana saat Amir Mirza menjalankan perannya. Suatu ketika, saat umur pemerintahan Siti kurang dari setahun, Khaerul dipanggil ke ruang kerja wali kota. Di ruangan tersebut ternyata sudah ada Amir Mirza.
"Waktu itu saya masih menjabat di bagian pasar. Saya diminta untuk memenuhi target sesuai PAD (Pendapatan Asli Daerah). Nah jika memenuhi target ada embel-embelnya 'jangan lupa ya'. Saya tahu maksudnya. Itu yang bilang Mirza," ujar Khaerul Huda.
Dia mafhum apa yang dimaksud Amir itu adalah uang setoran untuk wali kota. Dia tidak menjelaskan secara rinci berapa uang setoran yang diminta. "Saya tahu itu maksudnya uang setoran, tapi sampai sekarang saya tidak pernah memberi uang tersebut. PAD pasar seluruhnya saya serahkan ke kas daerah," kata Khaerul Huda.
Amir Mirza juga kian kerap tampil di dekat Siti Masitha. Dalam beberapa bulan terakhir ini, dia kerap muncul di acara-acara yang dihadiri oleh wali kota. "Orang yang sering mengatakan 'omongannya dia (wali kota) ya omongannya saya' itu ya Amir Mirza," ungkap Khaerul.
Kini, perjalanan politik keduanya berakhir di KPK. Mereka ditangkap pada Selasa petang, 29 Agustus 2017. Baik Siti maupun Amir telah ditetapkan sebagai tersangka oleh komisi antirasuah itu, dalam kasus suap pelayanan kesehatan RSUD Kardinah Kota Tegal.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ