TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie menilai liarnya polemik full day school akibat pemerintah gagal dalam menjalin komunikasi para pihak. Salah satu yang menolak keras kebijakan tersebut, diantaranya Nahdlatul Ulama (NU).
"Full day school ini masalah komunikasi saja antara menteri pendidikan dengan PBNU. Harus lebih banyak komunikasi. Jangan mentang-mentang tokoh Muhammadiyah jadi kurang komunikasinya dengan NU," ujar Jimly Asshiddiqie di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Rabu 23 Agustus 2017.
Baca :
Ratusan Siswa Madrasah di di Ambon Protes Penerapan Full Day School
Kemendikbud Tegaskan Tidak Ada Istilah Full Day School
Jimly juga mendesak NU, Muhammadiyah untuk membangun dialog dalam mencari jalan tengah terkait kebijakan tersebut. "Masak harus ribut bolak balik ketemu presiden. Kuncinya dialog dan kerjasama. Tapi tidak boleh juga dianggap sepele," katanya.
Menurut Jimly, pemerintah juga perlu mengakomodasi berbagai kritik dan masukan dari pihak-pihak yang merasa keberatan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pun juga disarankan untuk menjalin komunikasi dengan para ulama maupun pimpinan pondok pesantren agar kebijakan yang direncanakan dan dijalankan bisa dipahami secara jernih.
"Padahal ini kan masalah bangsa, ini kan bisa didialogkan. Kalo pondok pesantren jangan dipaksakan 5 hari, enggak bisa dong, kan mereka 7 hari. Itu semua kegiatan pendidikan termasuk nyangkul pun kegiatan pendidikan (di pesantren)," kata Jimly.
KARTIKA ANGGRAENI