TEMPO.CO, Purwakarta - Ketua Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi menanggapi santai soal wacana Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar masih membuka pintu buat Ridwan Kamil untuk dicalonkan pada kontestasi Pemilihan Gubernur Jawa Barat.
"Saya menganggap itu sebagai suplemen untuk terus bekerja buat meningkatkan popularitas dan elektabilitas personal," ujar Dedi Mulyadi, saat dihubungi Tempo, Selasa petang, 22 Agustus 2017.
Pernyataan bahwa Partai Golkar masih membuka pintu buat Ridwan Kamil disampaikan Koordinator Badan Pemenangan Pemilu Wilayah Jawa dan Sumatera Nusron Wahid. Menurut Dedi pernyataan Nusron itu justru membawa dampak positif buat dia. "Saya malah terima kasih kepada Pak Nusron, karena pernyataan beliau saya dibicarakan banyak orang," tuturnya.
Baca: Pilgub Jawa Barat, Golkar Masih Buka Pintu untuk Ridwan Kamil
Dedi berujar dia sedang fokus kepada upaya meningkatkan elektabilitas Partai Golkar. Berdasarkan hasil berbagai survei, kata dia, partai berlambang pohon beringin itu menduduki peringkat pertama di Jawa Barat.
Sebagai kader yang loyal dan taat azaz, ucap Dedi, dia akan mematuhi segala keputusan DPP Partai Golkar. Asalkan, keputusan tersebut merupakan keputusan organisasi bukan keputusan perorangan.
Simak: Golkar dan PDIP Sepakat Koalisi di Pilkada Jabar
Ketua Bidang Eksekutif, Legislatif dan Pemenangan Pilkada DPP Partai Golkar Yahya Zaini menilai pernyataan Nusron Wahid sebagai pernyataan pribadi. "(Soal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat) itu kan terus disimulasikan. Prinsip Partai Golkar sudah jelas, ingin Dedi Mulyadi maju di Pilgub Jabar. Dia (Nusron) mengomentari survei yang beredar di luar," ujar Yahya.
Prestasi Dedi yang telah berhasil meningkatkan popularitas dan elektabilitas Partai Golkar di Jawa Barat, kata Yahya, menjadi pertimbangan utama dalam pemberian rekomendasi kepada Bupati Purwakarta itu.
Saat ini tinggal membangun skema koalisi untuk memenangkan Dedi Mulyadi dalam pertarungan politik lima tahunan di Jawa Barat itu. "Tinggal nanti langkah-langkahnya bagaimana, kan masih penjajakan," ujar Yahya.
NANANG SUTISNA