Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pembredelan Pers 23 Tahun Lalu, Saran Menteri Mari'e ke Editor

image-gnews
WS Rendra pada protes pembredelan TEMPO, EDITOR dan DETIK di depan Deppen, Jakarta, 1994. Dok.TEMPO/Robin Ong
WS Rendra pada protes pembredelan TEMPO, EDITOR dan DETIK di depan Deppen, Jakarta, 1994. Dok.TEMPO/Robin Ong
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada tanggal ini,  21 Juni, tahun 1994, pemerintahan Presiden Soeharto membredel majalah Tempo, majalah Editor dan tabloid Detik. Peristiwa ini menjadi bagian dari sejarah kelam pers Indonesia.

Ketua Sidang Redaksi Editor, Marah Sakti Siregar menceritakan  kembali proses penutupan majalah tersebut kepada Tempo, 21 Juni 2017.

Baca juga: Peringatan 23 Tahun Pembredelan Tempo, `Awal Kegagalan Demokrasi`

Pada Selasa pagi, 21 Juni 1994, Marah ditelpon untuk datang ke kantor Departemen Penerangan di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Pukul 12.00 WIB dia sudah berada di ruang tamu Direktur Jenderal Pembinaan Pers dan Grafika, Subrata. Saat itu hadir juga Pemimpin Umum Tempo Hardjoko Trisnadi.

Marah Sakti kemudian dipanggil terlebih dulu. Subrata yang memakai baju putih  lengan panjang dan berdasi rapi didampingi Direktur Pengawasan Pemberitaan.

Subrata memberikan amplop putih berstempel Garuda Pancasila. Isinya keputusan pemerintah membatalkan  Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) Editor karena pertimbangan  "administratif".

Maksudnya, nama pemimpin redaksi Editor tidak sesuai dengan nama yang tertera di dalam SIUPP.   Pertimbangan “administratif” ini juga yang menjadi dasar penutupan tabloid Detik.

Subrata menjelaskan pemerintah kecewa dan marah pada media pers nasional.  "You sendiri kan sudah sering saya panggil dan peringatkan,”  kata bawahan Menteri Penerangan Harmoko itu. 

"Ya, Pak,”  jawab Marah Sakti.

Waktu itu, Marah Sakti paham sehingga tidak mengajukan protes.  Dia ingin mengambil hati dan empati Subrata karena hari itu majalah Editor siap naik cetak.

Marah menjelaskan Editor ingin terbit dan pamit dengan pembaca secara baik-baik.

“Soalnya naskah sudah selesai, Pak Brata.  Sudah ada di percetakan. Kami mohon pamit saja kepada pembaca. Supaya elegan," kata Marah membujuk Subrata.

"Tidak bisa, Bung. Terhitung hari ini. Ketika Anda sudah menerima SK Pembatalan SIUPP ini, Anda dilarang menerbitkan Editor," jawab Subrata.

“Kalau Anda lakukan, Anda melanggar undang-undang dan akan dibawa ke pengadilan," katanya lagi, mengancam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Putus sudah harapan Marah Sakti.  Dia tidak lagi mendengar petuah dari Subrata dan langsung ke luar ruangan.

Dia mendapat penjelaskan kalau kesalahan majalah Tempo adalah atas pertimbangan “substantif.”   Isi pemberitaannya dinilai memprovokasi dan mengadu domba unsur pemerintah, pejabat sipil dengan ABRI.

Laporan utama Tempo yang terbit 7 Juni 1994 memang mengkritik pembelian 39 kapal perang bekas dari Jerman Timur seharga USD 12,7 juta menjadi USD 1,1 miliar.

Sepekan sebelumnya,  Tempo mengungkapkan pelipatgandaan harga kapal bekas sebesar 62 kali lipat. Pembelian kapal bekas ini melibatkan Menteri Riset dan Teknologi B.J Habibie.

Marah Sakti menjelaskan pada Mei 1994, dia juga mendapat dokumen tentang pembelian kapal tersebut.  Dokumen itu disebut-sebut berasal dari tim ahli peralatan ABRI.

Dokumen itu menganalisis bahwa pembelian kapal bekas Jerman itu adalah pemborosan dan akan merugikan uang negara.

Marah Sakti mengkonfirmasi dokumen tersebut ke Menteri Keuangan Mari’e Muhammad. Mari’e  terkejut bahwa dokumen itu sudah beredar di kalangan wartawan.

Mari’e  menyarankan Marah Sakti untuk tidak menuliskan dokumen tersebut karena Presiden Soeharto sudah membaca isinya dan marah besar.

“’Bapaknya’ tidak suka dengan analisa tersebut.  Jika you muat ‘Bapaknya’ marah, habis you," kata Mari’e Muhammad.

Simak juga:
Di Balik Pemberedelan Tempo
Mengenang Marie Muhammad dan Pembredelan Tempo

Marah Sakti kemudian berdiskusi dengan Pemimpin Umum Editor, Eddy Herwanto.  Keduanya sepakat tidak menuliskan isi dokumen itu dalam majalah Editor terbaru.

Namun pemerintah tetap membredel Editor bersama Tempo dan Detik. Majalah Editor memang kritis memberitakan isu soal politik, ekonomi, keluarga Soeharto dan Timor Timur.

UNTUNG WIDYANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Bamsoet Kenang Harmoko Sebagai Sosok Panutan

45 hari lalu

Bamsoet Kenang Harmoko Sebagai Sosok Panutan

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mengenang almarhum mantan Menteri Penerangan dan mantan Ketua DPR/MPR RI, Harmoko sebagai sosok panutan yang tidak terlupakan.


Ketua Umum Golkar dari Masa ke Masa: Ada Harmoko, Setya Novanto hingga Airlangga Hartarto

17 Juni 2023

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto saat menyampaikan pidato pengarahan dalam rapat kerja nasional (Rakernas) di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Minggu, 4 Juni 2023. Rakernas tersebut membahas rencana kerja dalam rangka pemenangan Partai Golkar di Pemilu 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Ketua Umum Golkar dari Masa ke Masa: Ada Harmoko, Setya Novanto hingga Airlangga Hartarto

Berikut daftar lengkap Ketua Umum Golkar dari masa ke masa. Siapa ketum pertamanya? Kapan periode Setya Novanto dan Airlangga Hartarto?


Partai Garuda, Parpol Baru Benih Lama dari Harmoko

7 Juni 2023

Ketua KPU Hasyim Asy'ari menerima berkas pendaftaran dari Ketua Umum Partai Garda Perubahan Indonesia (Garuda), Ahmad Ridha Sabana saat Pendaftaran Partai Politik Calon Peserta Pemilu tahun 2024 di Kantor KPU, Jakarta, Rabu, 3 Agustus 2022. Partai Garuda menjadi partai politik kesebelas pada hari ketiga yang mendaftarkan diri untuk calon peserta Pemilu tahun 2024. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Partai Garuda, Parpol Baru Benih Lama dari Harmoko

Partai Gerakan Perubahan Indonesia atau Partai Garuda dengan nomor urut 11


Rektor IAIN Ambon Bredel Pers Kampus

17 Maret 2022

Ilustrasi pembungkaman kebebasan berpendapat. Shutterstock.com
Rektor IAIN Ambon Bredel Pers Kampus

Rektor Institut Agama Islam Negeri atau IAIN Ambon membredel pers mahasiswa Lintas setelah media itu memberitakan dugaan kasus kekerasan seksual


Erdogan Ancam Media yang Memuat Berita Merusak Nilai Inti Negara

29 Januari 2022

Presiden Turki Tayyip Erdogan di Sochi, Rusia 29 September 2021. Sputnik/Vladimir Smirnov/Pool via REUTERS
Erdogan Ancam Media yang Memuat Berita Merusak Nilai Inti Negara

Presiden Tayyip Erdogan mengancam media Turki yang menyebarkan konten merusak nilai-nilai inti negara.


Fakta-Fakta Menarik Hubungan Harmoko dan Media Massa

6 Juli 2021

Harmoko meninggal dalam usia 82 tahun. Pria kelahiran Patianrowo, Nganjuk, pada 7 Februari 1939 ini juga dikenal sebagai pendiri Persatuan Wartawan Indonesia. Dok TEMPO/Zulkarnain
Fakta-Fakta Menarik Hubungan Harmoko dan Media Massa

Harmoko memiliki banyak cerita menarik yang erat dengan pers di Indonesia.


Agung Laksono Kenang Harmoko Rajin ke Daerah hingga Golkar Menang Telak Pemilu

5 Juli 2021

Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono tiba di kantor DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Barat, untuk salat Idul Adha, Ahad, 11 Agustus 2019. TEMPO/Budiarti Utami Putri.
Agung Laksono Kenang Harmoko Rajin ke Daerah hingga Golkar Menang Telak Pemilu

Agung Laksono mengatakan Harmoko tak keberatan menginap di rumah-rumah penduduk. Dinilai pandai berkomunikasi dengan rakyat.


Airlangga Kenang Kelompencapir Harmoko yang Jadi Ide Peran Jubir Pemerintah

5 Juli 2021

Pada Mei 2021 lalu, Dimas mengatakan kondisi kesehatan Harmoko kian menurun lantaran usia yang sepuh. Ketika itu Dimas menyebut sang ayah sudah tak bisa berkomunikasi. TEMPO/Amatul Rayyani
Airlangga Kenang Kelompencapir Harmoko yang Jadi Ide Peran Jubir Pemerintah

Airlangga mengatakan Harmoko juga berperan merekrut aktivis menjadi tulang punggung Partai Golkar.


Harmoko Bakal Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata

5 Juli 2021

Seorang petugas melakukan pengecatan tembok Plaza Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata, menjelang upacara peringatan Hari Pahlawan, di Jakarta, Senin, 9 November 2020. ANTARA/Fakhri Hermansyah
Harmoko Bakal Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata

Agung Laksono mengatakan Harmoko penerima Bintang Mahaputra dan Bintang Republik. Berhak dimakamkan di TMP Kalibata.


Harmoko Minta Soeharto Mundur Setelah Dua Bulan Angkat Jadi Presiden

5 Juli 2021

Harmoko meninggal dalam usia 82 tahun. Pria kelahiran Patianrowo, Nganjuk, pada 7 Februari 1939 ini juga dikenal sebagai pendiri Persatuan Wartawan Indonesia. Dok TEMPO/Zulkarnain
Harmoko Minta Soeharto Mundur Setelah Dua Bulan Angkat Jadi Presiden

Harmoko mendesak Soeharto mundur menyusul adanya demonstrasi yang berujung pada pendudukan gedung DPR/MPR.