Untuk itu, dilakukan berbagai upaya untuk menekan angka golongan putih (Golput). Salah satunya dengan menggandeng relawan demokrasi partisipasi pemilih agar semakin meningkat. Sosialisasi juga dilakukan kepada pemilih pemula. KPU mendatangi sekolah untuk menggaet pemilih pemula agar menggunakan hak pilihnya.
KPU Baru juga menggelar sayembara memilih TPS paling kreatif dan partisipasi pemilihnya tinggi. Seperti di TPS 14 Desa Junrejo, Batu, ruang pemungutan suara didesain unik seperti markas pejuang kemerdekaan. Bambu runcing, meriam, radio antik, mesin ketik, senapan angin, tombak dan sepeda angin antik di pajang di TPS.
"Ide bersama, didiskusikan tema dan ornamen yang dibutuhkan," kata Ketua KPPS Dodi Winarno.
Mereka menghias TPS agar pemilih bergairah menggunakan hak suaranya. Selama ini, katanya, Pilkada identik dengan pertarungan dan perseteruan antar calon. Kadang situasi memanas dan menimbulkan gejolak.
"Supaya nasionalisme meningkat, dan mengingat jasa para pahlawan," ujarnya. Para petugas KPPS mengenakan pakaian pejuang, bertopi dan mengenakan hasduk. Mereka menghias ruangan TPS dengan kain berwarna merah dan putih. Total pemilih sebanyak 350 orang.
Pejabat konsulat jenderal Amerika di Surabaya juga memantau proses pemilihan Wali Kota Batu. Kepala bagian politik dan ekonomi Konsulat Jenderal Amerika di Surabaya, Jeff Thomason menilai proses demokrasi di Batu cukup demokratis. Partisipasi pemilih juga tinggi.