TEMPO.CO, Purwakarta - Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengancam mamperkarakan manajemmen PT Jasa Marga (Persero) karena usulannya agar pintu gerbang darurat jalan tol Purbaleunyi di kilometer 99+600 Sawit dibuka tidak digubris. "Kalau usulan kami tetap tidak digubris, terpaksa kami melakukan langkah hukum," ujar Dedi kepada Tempo, Jumat, 17 Pebruari 2017.
Dengan cara itu, kata Dedi, pihak pengadilanlah yang nantinya akan mengeluarkan perintah paksa pembukaan gerbang darurat Sawit. "Kami memberi tenggat kepada Jasa Marga selama 10 hari untuk membuka gerbang darurat Sawit."
Menurut Dedi pembukaan pintu gerbang darurat Sawit mendesak dilakukan karena dampak pelarangan truk besar dan bus melewati ruas jalan tol Purbaleunyi akibat jembatan tol Cisomang di kilometer 100 bergeser pada Desember 2016, lalu mengalihkan ke jalur arteri Cigane-Padalarang, menimbulkan kerusakan parah dua jembatan dan ruas jalan Purwakarta-Padalarang.
Baca: Jalur Kuningan-Majalengka Via Cikijing Putus, Ini Dampaknya
Kondisi jembatan Ciganea dan Cisomang, menurut Dedi, mengkhawatirkan. Selain aspalnya banyak yang mengelupas, konstruksi betonnya juga bergoyang jika dilalui truk-truk besar atau bus. Jika kondisi itu tak segera ditanggulangi, Dedi khawatir dua jembatan itu ambruk dan berakibat lebih buruk pada jalur transportasi di Purwakarta. "Arus transportasi akan lumpuh total," ucap Dedi.
Baca Juga:
Dedi juga mengaku sering menerima aduan warga melelaui SMS center dan akun lini masa yang mengeluhkan terjadi peristiwa kecelakaan di jalan tersebut. Karyawan pabrik pun, kata dia, terlambat masuk kerja karena kondisi jalan.
Didin, seorang pekerja swasta asal Plered, mengatakan, pascadibukanya jalan arteri untuk menampung truk-truk besar dan bus dari pintu gerbang Cigane, Jatiluhur, jarak tempuh dari rumahnya ke tempatnya bekerja di Kota Purwakarta menjadi lambat. "Dalam kondisi normal, jarak tempuh Plered-Purwakarta paling lama cuma 25 menit, sekarang 120 hingga 150 menit," ucap Didin.
Simak: Jalur Kuningan-Majalengka Putus, Ini Pengalihan Lalu-lintas
Dedi tak memungkiri arteri Cigane-Padalarang merupakan jalan negara. Namun setelah truk besar dan bus dilewatkan jalan berkelok disertai turunan dan tanjakan itu, dampaknya menimbulkan persoalan sosial yang akut. "Dampak sosial yang ditimbulkannya tetap saja menjadi tanggung jawab kami," imbuh Dedi.
Namun PT Jasa Marga tetap berkukuh bahwa pembukaan gerbang darurat Sawit sebagai solusi mengatasi kemacetan dan kerusakan jembatan di arteri Ciganea-Padalarang seperti usulan Dedi mustahil diwujudkan. "Kami tidak merencanakan gerbang tersebut untuk dibuka," ujar APV Corporate Corporation PT Jasa Marga Dwimawan Heru.
Lihat: Jaksa Sidik Dugaan Korupsi Proyek Jalan Rp 42 M di Sulteng
Menurut dia, gerbang darurat Sawit disiapkan sebagai upaya manajemen risiko dan untuk kepentingan tanggap darurat saja dan tidak untuk kepentingan yang lain.
NANANG SUTISNA.