TEMPO.CO, Jakarta - Majalah Tempo menggelar acara bertajuk Diskusi Ruang Tengah, membahas kasus pelesiran narapidana korupsi di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Bandung, Rabu, 8 Februari 2017. Materi yang didiskusikan merupakan hasil liputan investigasi Tempo yang dimuat pekan ini dengan judul Pelesiran Gelap Pesakitan Sukamiskin.
Acara yang bertempat di Gedung Tempo, Jalan Palmerah Barat, Jakarta itu, menghadirkan empat pembicara, yakni Iqbal Tawakal dan Rusman Paraqbueq dari tim investigasi Tempo, Direktur Jendral Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Sutrisman, serta Koordinator Divisi Hukum dan Peradilan Indonesia Corruption Watch Tama Satrya Langkung.
Baca: Kepala Penjara Sukamiskin Tuding Tempo Pakai Data Usang
Diskusi dibuka dengan penjelasan perencanaan proses investigasi oleh Rusman. “Sebenarnya, kasus ini sudah muncul sejak 2,5 tahun lalu, bareng dengan kasus Gayus (Gayus Tambunan, terpidana kasus korupsi di Direktorat Jenderal Pajak),” ucapnya.
Info-info pelesiran narapidana LP Sukamismin, kata dia, didapat dari penduduk sekitar. Menurut Rusman, dari pengamatan terhadap LP Sukamiskin selama empat bulan penuh, mereka kerap memergoki sejumlah narapidana keluar-masuk penjara.
Baca juga:
Simak: Anggoro Widjojo Ditempatkan di Blok Bekas Freddy Budiman
Namun beberapa kali mereka gagal mendokumentasikan peristiwa itu. Proses investigasi yang dimulai pada akhir 2015 tersebut juga dirasa sulit karena Tempo banyak memergoki narapidana yang keluar-masuk LP, tapi tidak tahu identitas mereka. “Banyak sekali kita lihat napi keluar-masuk lapas, tapi kita tidak tahu siapa namanya,” ujar Rusman.
Tama Satrya Langkung mengkritik korupsi peradilan yang kerap terjadi di LP Sukamiskin. Vonis hukuman yang terlalu pendek dan fasilitas LP yang bagus, kata Tama, sama sekali tidak membuat jera pelaku korupsi. “Perampasan aset napi perlu dibenahi,” kata Tama.
Lihat: Soal Napi Sukamiskin, Inspektorat Periksa Berkas Izin Keluar
Tama menuntut pemerintah meninjau kembali, membenahi, dan mengevaluasi masalah tersebut. Diskusi ditutup dengan sesi tanya jawab. Ketika ditanya mengapa kasus pelesiran ini bisa terjadi lagi, Iqbal Tawakal menjawab bahwa perilaku permisif penduduk Sukamiskin merupakan penyebab utama.
“Ketika saya ngobrol dengan satpam dan warga sekitar, mereka bilang, ‘Ah sudah biasa, aman-aman saja kok, enggak apa-apa.’ Perilaku permisif mereka itu yang membuat kasus seperti ini terjadi,” ucap Iqbal.
ZARA AMELIA